Cerita Liburan Komunitas TripZilla: Itinerary Wisata Hua Hin, Thailand

Cerita liburan komunitas TripZilla ini kontribusi dari David Leni Around the Globe

Perjalanan kami ke Bangkok Agustus kemarin adalah perjalanan kedua kami ke Thailand. Perjalanan pertama kami yang sebelumnya lebih banyak ke acara shopping dan jalan standar ke daerah tujuan wisata dalam kota Bangkok, seperti shopping malls, Pasar Chatuchak, Madamme Tussaud, Chinatown, Grand Palace, dll.

Karena emang ingin mendapatkan suasana berbeda dari sebelumnya, maka kami mencoba jalan-jalan ke daerah-daerah cantik sekitar Bangkok yang masih bisa ditempuh dalam waktu singkat.

Di blog kami, sudah  kami ceritakan mengenai Khao Yai: cara menuju kesana dari Bangkok dan tempat-tempat wisata yang kami kunjungi. Sekarang kami ingin menceritakan perjalanan bagian lainnya yaitu jalan-jalan ke tempat wisata Hua Hin.

Bagaimana cara ke Hua Hin dari Bangkok?

Saat balik dari Khao Yai, kami mencari penginapan yang dekat dengan BTS Victory Monument karena terminal untuk berangkat ke Hua Hin juga berada di dekat sana.

Kalau kamu ingin pergi ke wisata Hua Hin dari tempat lain di Bangkok, gunakan saja kereta BTS dan turun di Stasiun BTS Victory Monument. Setelah turun tangga, jalan terus ke arah yang ada dealer Suzuki. Jalan sedikit lagi dan terus lihat ke kiri, posisi terminal ada persis sebelum Century Mal. Kamu akan melihat ada semacam gang dengan lapangan luas yang banyak meja-meja bertuliskan tujuan ke beberapa daerah seperti Hua Hin atau Pak Chong. Saat masuk ke terminal, cari meja yang tujuannya Hua Hin untuk membeli tiketmu.

Hari itu, 12 Agustus ternyata hari libur nasional Thailand aka Mother’s Day. Alhasil.. sudah berangkatnya kesiangan karena susah bangun pagi, di jalan kami harus menempuh waktu dua kali lipat dari waktu biasanya. Setelah perjalanan 4.5 jam kita baru sampai di seberang Santorini Park. Jadi intinya, kalau mau ke daerah tujuan wisata luar Bangkok, usahakan jangan saat weekend atau hari libur nasional karena macetnya luar biasa!

Sebenarnya sempat juga agak takut juga mau kesana karena saat bangun pagi, mama suami saya menginformasikan kalau ada pengeboman di Hua Hin malam tanggal 11 Agustusnya. Tapi karena sudah terlalu bosan di Bangkok, kami akhirnya tetap memutuskan untuk pergi.

Dalam bayangan kami saat beli tiket minibus, pemberentiannya akan manis di halte bus yang persis di depan Santorini Park. Tapi ternyata, kami diberhentikan di seberang jalan dimana kita tidak bisa menyebrang karena jalan tol yang ramai mobil ngebut. Karena itu kami terpaksa melalui jalan kecil di bawah jalan tol yang seperti saluran air yang untungnya bersih! Pengalaman yang tidak akan terlupakan pokoknya. Lega sekali karena setidaknya kami sudah sampe walau pun sudah cukup sore, pukul 3.30.

Senang sudah sampai!

Hari Pertama: Santorini Park dan Menginap di Phet Cha-Am Hotel

Destinasi wisata Huahin pertama kami adalah Santorini Park, tempat yang sangat sering dibicarakan orang karena kecantikan tempatnya.

Biaya masuk per orang seharga 150 THB (~160,000 IDR) tanpa bonus apa-apa lagi.

Di dalam lokasi wisata Hua Hin yang satu ini, sebenarnya hanya pertokoan dan wahana bermain. Wahana bermainnya pun tidak banyak dan kalau memang ingin main, harus bayar biaya tambahan. Karena badan sudah terlalu capai untuk main, kami akhirnya hanya mencari tempat-tempat untuk foto dan maksor (makan sore) disini.

Sebagian tempat disini juga sebenernya sudah agak kotor, jadi jangan terlalu berharap sebagus Santorini yang asli ya.

Berbagai sudut yang cantik untuk difoto

Salah satu toko yang lucu buat difoto
Di depan salah satu resto Jepun disana
Ini ferriswheel yang menjadi lambang Santorini Park. Kami tidak sempat naik jadi kurang tahu berapa harganya.
Suami saya saat sedang marah ke saya
Mendadak jadi foto model
Ngopi dulu sebelum pergi

Saat kami sedang maksor, kami mendapat pesan dari Facebook kalau bom di Hua Hin terjadi lagi dan juga di beberapa tempat wisata lainnya di Thailand. Cukup panik dan jadi galau deh, mau balik ke Bangkok lagi atau coba menginap semalam di sana. Setelah memastikan di peta, ternyata lokasi bom itu jauh dari Santorini Park, sekitar 30 kilometer ke arah kota Hua Hin nya jadi akhirnya kami merasa cukup aman. Alhasil, kami memutuskan menginap semalam di dekat Santorini Park.

Saat kami keluar dari Santorini Park sekitar pukul 6.30 malam, langit sudah gelap dan kami pun merasa tidak akan bisa menyegat van di tengah jalan ramai itu kalau mau balik ke Bangkok. Untungnya keputusan yang diambil tepat! Sesaat sebelum keluar Santorini Park, kami sudah memesan hotel secara online yang kalau dicek di peta cuma berjarak sekitar 4km dari Santorini Park.

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana cara kami pergi ke hotel dari sana karena tidak ada satu pun taxi yang terlihat, layanan Grab pun tidak jalan disana. Jadinya, dengan berbekal peta di handphone, kami mulai menyusuri pinggir jalan raya yang kadang-kadang ada rawanya. Langit menjadi semakin gelap dan kami semakin takut. Jangan-jangan nanti ada buaya lagi keluar dari rawa ini? Sekitar 15 menit kami tidak tahan lagi karena memang susah sekali jalan di jalanan yang begitu.

Bersyukur banget saya menemukan bengkel dimana bapak-bapaknya bersedia untuk mengantar kami ke hotel dengan imbalan uang. Sekitar 10 menit akhirnya kami sampai! Tidak terkira deh rasa senangnya karena cepat sekali bisa sampai di hotel. Tidak bisa membayangkan juga kalau tadi tidak bertemu Bapak itu, kami mungkin masih jadi gelandangan di pinggir jalan dengan muka yang tebel karena debu dan asap mobil.

Bapak yang berbaik hati mengantar kami ternyata seorang koki di restoran terkenal, Cape Nidhra, di Hua Hin!

Resepsionis hotel juga sangat ramah dan kamarnya pun luas dan bersih. Wifi yang tersedia juga berkecepatan tinggi. Harga hotel disini murah dan sudah termasuk sarapan pagi lo!

Hari Kedua : Swiss Sheep Farm

Malam hari sewaktu sedang makan malam di hotel, kami bernegosiasi dengan pemilik hotel untuk minta diantarkan ke Swiss Sheep Farm alias Perternakan Domba Swis. Harga yang diberikan awalnya 600 THB (~240,000 IDR). Untuk jarak hanya 6km, itu sangatlah mahal bagi kami. Setelah dua kali mengganti harga, akhirnya kami sepakat dengan biaya 400 THB (~160,000 IDR). Tetep mahal tapi karena tidak ada pilihan lain dan juga karena memang pemiliknya sendiri yang akan mengantarkan bolak-balik tanpa menunggu, kami akhirnya setuju dengan harga segitu. Lagipula dia sudah berjanji membantu kami untuk booking minivan balik ke Bangkok agar dijemput lagi pada pukul 11 di hotel.

Pagi sekitar pukul 8.35 kami sudah jalan dari hotel. Perjalanan hanya 7 menit dari hotel kami dan karena masih cukup pagi, loketnya pun belum buka. Jadilah kami foto-foto narsis dulu di depan Swiss Sheep Farm sebelum masuk.

Tepat pada jam 9 pagi, loket dibuka dan kami langsung membeli tiket masuk. Harganya 120 THB (~48,000 IDR) per orang termasuk satu kali memberi makan rumput ke domba-domba. Kamu juga bisa memberi makanan lain ke dombanya dengan biaya tambahan.

Begitu masuk, kami merasa sangat senang karena merasakan suasana yang beda sekali! Tidak menyesal deh kesini. Banyak sekali spot foto yang cantik-cantik disini jadi puas deh pakai kameranya!

Pengalaman memberi minum susu ke domba yang lucu!

Memberikan makan ke domba-domba ini bikin relax dan asik!
Akhirnya kami sempat juga melihat alpaka meski dengan biaya tambahan sebesar 100 THB (~40,000 IDR) per orang

Wisata Hua Hin

Baca juga: 10 Pasar Malam Keren di Bangkok yang Harus Kamu Kunjungi

Bisa juga memberi makanan ke keledai!

Setelah puas keliling, pada pukul 10.30 kami kembali ke parkiran untuk menanti jemputan. Sampe di hotel, kami membereskan barang-barang kami dan sekitar jam 11.15, kami dijemput minivan untuk kembali ke Bangkok. Untungnya perjalanan kami kembali bebas macet dan hanya dengan 2.5 jam, kami sudah sampai!

Asik kan jalan-jalan ke wisata Hua Hin?

Dipublikasikan pada


Tentang Penulis

Leni Ariani

Bersama dengan suaminya, Leni senang melakukan backpacker-an ke berbagai destinasi dalam dan luar negri. Berprofesi sebagai wiraswasta membuat Leni lebih fleksibel dalam merencanakan jadwal perjalanan dengan budget minim dan jangka waktu yang cukup lama. Meski hobi mencicipi kuliner di berbagai tempat, Leni menganggap makanan khas Indonesia tetaplah yang paling enak. Cerita perjalanan Leni dan suaminya dapat dibaca di blog mereka <a href="DavidLeniAroundTheGlobe.wordpress.com/">David Leni Around The Globe</a>.

Brand Managers!

Ingin melihat merek atau bisnis kamu di website kami?

Hubungi kami sekarang

Berlangganan Milis TripZilla

Dapatkan tips dan berita travel terbaru!

Rekomendasi Artikel

Artikel Terbaru