Alat bantu ini akan membuat tidurmu di kereta, pesawat atau bus jadi lebih nyaman, deh!
Artikel ini diterjemahkan dari versi bahasa Inggris ini. Read here for the English translation.
Di Jepang, kamu pasti akan menghabiskan 70% waktu transportasimu di dalam kereta. Maka dari itu, saya harap panduan ini dapat banyak membantumu belajar cara menggunakan kereta di Tokyo. Panduan ini akan mencakup seluruh prosesnya: Cara pergi ke stasiun, membeli tiket, naik ke kereta, dan lain-lain. Semoga melalui panduan ini, pertanyaan-pertanyaan yang sangat ingin kamu tanyakan akan terjawab, seperti:
“Di manakah saya bisa beli pass supaya tidak perlu membeli tiket setiap kali saya naik kereta?”
“Bagaimana cara membedakan jalur kereta yang agak merah dengan yang merah banget?”
“Bagaimana caranya pindah jalur kereta tanpa kelihatan seperti turis lucu yang tidak tahu apa-apa?”
“Apakah di sana saya bisa naik JR dan subway?”
“Ya ampun, di sana ada subway?” (Ya, subway. Dijamin selama kamu di Jepang pasti kamu akan perlu mengambil subway setidaknya satu kali. Tapi jangan takut, kamu pasti bisa!)
“Kalau ada ‘penundaan kedatangan kereta karena jinshin jiko‘, apakah benar ini artinya ada yang bunuh diri di jalur kereta?”
“Hah, tunggu sebentar, jadi ada orang-orang yang bunuh diri dengan lompat ke jalur kereta!?”
“Lho, jadi kalau kedatangan keretanya ditunda, saya harus melakukan apa?”
Panduan ini dibagi menjadi 3 bagian: JR, metro, dan bagian pertanyaan umum (FAQ) yang saya isi dengan pertanyaan-pertanyaan buatan saya sendiri, yang saya kira mungkin bisa membantu kalian!
Panduan ini akan fokus pada cara penggunaan kereta dalam kota Tokyo, jadi contoh-contoh yang saya berikan akan tentang stasiun dan kereta yang digunakan di dalam kota Tokyo. Oleh karena itu, kereta shinkansen tidak akan dibahas karena ia bukan kereta dalam kota.
Selain itu, bagian metro di panduan ini juga akan mencakup sistem yang ada di Tokyo saja. Di luar Tokyo, ada beberapa sistem-sistem subway lainnya seperti sistem Yokohama dan sistem Nagoya. Walaupun begitu, cara membeli tiket, menaiki kereta, membeli pass, dan lain-lain kurang lebih sama.
Selain kereta, ada dua cara lain menjelajahi Tokyo yaitu dengan jalan kaki atau naik taksi. Kalau kamu tinggal di pusat kota, menelusuri Tokyo dengan jalan kaki sebenarnya cukup oke. Kamu bisa jalan kaki dari Shibuya ke Ebisu dalam waktu sekitar 12 menit. Tapi mungkin kamu tidak mau jalan kaki dari Mitaka (tempat dimana Museum Studio Ghibli berada) ke Shibuya, karena perjalanannya akan memakan waktu 3 jam.
Untuk taksi, dibandingkan dengan kereta biasanya taksi lebih praktis dan kadang-kadang juga lebih cepat. Walaupun begitu, tarif taksi di Tokyo cukup mahal. Kalau kamu hanya menggunakan taksi selama kamu di Tokyo, kamu bisa menghabiskan hampir semua budgetmu di transportasi. Contohnya, pergi dari Nakano ke Koenji dengan kereta hanya 2 menit saja dan harganya sekitar 140 JPY (~17,000 IDR). Dengan taksi, pergi dari Nakano ke Koenji akan memakan waktu 10-15 menit dan harganya bisa sekitar 2,000 JPY (~240,000 IDR).
Baca juga: 5 Tips Hemat di Jepang yang tidak Diketahui Banyak Turis
Selain itu, naik kereta juga merupakan bagian dari gaya hidup orang Jepang dan juga cara yang asik untuk merasakan pengalaman hidup di Jepang lho. Jadi kalau kamu bisa naik kereta, untuk apa jalan jauh atau naik taksi?
JR adalah singkatan dari Japan Railways. Di Jepang ada beberapa cabang Japan Railways Group yang dibagi berdasarkan lokasi. JR East mengoperasikan kereta di daerah Tohoku dan Kanto, dimana Tokyo berada. JR West mencakup daerah Kansai, dan JR Kyushu mencakup daerah Kyushu.
Kalau kamu menginap di hotel atau hostel, kemungkinan besar pegawainya bisa memberikan kamu petunjuk jalan ke stasiun kereta terdekat. Tetapi yang perlu kamu perhatikan adalah jenis kereta dan jalur yang perlu kamu ambil. Sistem metro atau JR?
Stasiun JR dan jalur keretanya bisa kamu temukan dengan simbol JR ini:
Di dalam stasiun, ada banyak papan petunjuk ke jalur kereta JR. Perlu kamu ketahui kalau kamu sampai di suatu stasiun melalui metro, kamu perlu keluar dulu dari bagian metro stasiun tersebut melalui gerbang tiketnya dengan memasukkan tiketmu atau menggunakan kartu IC kamu, sebelum kamu bisa masuk ke bagian stasiun JR.
Tiketnya bisa dibeli di mesin-mesin yang terletak di dekat gerbang tiket ini:
Kecuali kamu sedang berada di stasiun sangat kecil di tempat yang super terpencil, mesin-mesin ini biasanya mempunyai pilihan Bahasa Inggris. Kamu bisa mengubah bahasanya dengan menekan tombol bertuliskan “English” di atas kiri atau kanan layar.
Layar mesinnya akan dengan otomatis menyala kalau kamu mendekati mesinnya (kecuali kalau ada orang lain yang menggunakannya tidak lama sebelum kamu) dan di layarnya kamu bisa melihat beberapa kotak dengan angka-angka yang menunjukkan harga-harga tiketnya. Untuk mengetahui tarif perjalananmu, kamu hanya perlu melihat petanya.
Peta ini biasanya ada di atas mesin-mesin tiketnya dan merupakan diagram gabungan semua jalur kereta yang bisa kamu ambil dari stasiunmu. Peta ini juga menunjukkan harga perjalanan ke masing-masing stasiun tujuan. Stasiun tempat kamu berada sekarang biasanya berupa kotak paling besar di diagram tersebut.
Kalau kamu tidak akan pindah jalur kereta dan kamu tahu berapa banyak perhentian yang akan kamu lewati, kamu hanya perlu menghitung jumlah kotak di antara stasiunmu dan stasiun tujuanmu (misalnya menuju Stasiun Shinjuku, atau menjauhi Stasiun Shinjuku). Kalau kamu perlu transfer ke jalur kereta lain, kamu perlu mencari titik pertemuan jalur tersebut dengan jalurmu sekarang dan melanjutkan perjalananmu dari sana.
Terdengar rumit, bukan? Tapi tenang saja, karena setelah menggunakannya beberapa kali pasti semuanya akan menjadi lebih mudah. Saran saya adalah lebih baik kamu membeli tiket di stasiun yang lebih kecil dan tidak terlalu ramai. Di sana biasanya lebih mudah karena petanya tidak memiliki sejuta warna jalur kereta yang berbeda-beda.
Nah, kalau peta di stasiunmu hanya dalam bahasa Jepang, kamu bisa pergi ke loket informasi dan mereka pasti dengan senang akan membantumu. Kalau tidak, kamu juga bisa membeli tiket dengan harga yang termurah dan melakukan penyesuaian harga ketika kamu sampai di stasiun tujuanmu (baca poin berikutnya). Kamu bisa membayar biaya tambahannya di sana.
Kalau kamu sudah tahu kamu perlu bayar berapa, pilih kotak harga yang sesuai di layar mesinnya dan ikuti instruksinya (siapkan uang untuk dimasukkan ke mesinnya). Kalau kamu mau sekalian membelikan tiket untuk orang lain juga, kamu bisa masukkan jumlah tiket yang akan kamu belikan dengan menekan tombol di bagian kiri layar yang berbentuk ikon orang banyak. Perlu kamu ketahui juga kalau harga tiket untuk anak-anak lebih murah.
Sesampaimu di stasiun tujuanmu, kamu bisa pergi ke mesin penyesuaian harga atau mesin Fare Adjustment yang terletak di dekat gerbang tiket. Masukkan tiketmu ke dalam mesinnya dan ia akan memberitahumu jumlah biaya tambahan yang perlu kamu bayar. Kalau kamu punya kartu IC (lihat poin berikutnya), kamu juga bisa mengisi kartumu di mesin-mesin ini kalau isi saldonya tidak cukup.
Ya! Siapapun yang pergi ke Jepang dengan visa turis (perhatikan nih, yang akan menjalani program pertukaran pelajar ke Jepang) memenuhi syarat mendapatkan JR Pass. Tapi jangan lupa membelinya sebelum kamu pergi ke Jepang ya, karena pass ini tidak dijual di dalam Jepang. Nah, enaknya juga pass ini bisa diaktfikan kapanpun kamu mau, jadi kalau kamu akan pergi ke Jepang selama dua minggu tapi kamu tidak akan banyak jalan-jalan dalam minggu pertamamu, kamu bisa aktifkan pass ini pada minggu keduamu di sana.
Baca juga: Going Japan? Tips and Advice on Japan Rail Pass
Kalau visamu bukan visa turis, kamu bisa juga membeli kartu IC prabayar, yang saldonya bisa kamu isi dengan uang. Untuk menggunakannya, kamu hanya perlu menempelkan sebentar kartunya di gerbang-gerbang tiket di stasiun kereta untuk keluar / masuk gerbang. Ini jauh lebih praktis daripada membeli tiket untuk setiap perjalananmu – tidak perlu lagi kamu terbingung-bingung di depan peta menghitung biaya perjalananmu dengan penuh frustrasi.
Kartu IC prabayar tersedia dalam banyak “merk”, contohnya Suica dan Pasmo yang dijual di Tokyo. Perbedaannya adalah Suica dijual untuk kereta JR sedangkan Pasmo dijual untuk kereta non-JR. Jadi, kalau kamu menggunakan Suica untuk menaiki kereta non-JR harganya akan lebih mahal, dan kalau kamu menggunakan Pasmo untuk menaiki kereta JR harganya akan lebih mahal. Di Nagoya, dijual Toica (JR) dan Manaca (non-JR). Di Osaka, dijual Icoca (JR) dan PiTaPa (non-JR).
Kartu IC yang dijual di kota-kota berikut ini interchangeable: Tokyo, Osaka, Hiroshima, Okayama, Nagoya, Sapporo, Fukuoka, Kumamoto, Kagoshima, Oita, dan Nagasaki. Artinya, kalau kamu beli kartu IC di Osaka, kamu juga bisa menggunakannya di Tokyo, Sapporo, dan kota manapun yang saya sebut di atas. Kartu IC ini juga bisa digunakan baik untuk kereta JR, subway, dan bahkan bus komuter juga. Walaupun begitu, kamu tidak bisa menggunakannya untuk kereta shinkansen, kereta-kereta khusus (seperti kereta ekspres terbatas dengan tarif khusus), dan bus jalan tol.
Di Tokyo, Suica dan Pasmo bisa dibeli dari mesin tiket atau loket di stasiun kereta. Perlu kamu ketahui kalau hanya mesin-mesin dengan tulisan “Suica” atau “Pasmo” yang menjual kartu IC tersebut, seperti yang ada di foto di bawah ini (tulisannya pasti dieja dengan alfabet romawi, jadi pasti bisa kamu membacanya).
Kartu Suica dan Pasmo tidak gratis, jadi selain membayar isi saldo yang kamu mau kamu juga perlu membayar harga kartunya sendiri.
Pengisian saldo kartu ICmu bisa kamu lakukan di mesin tiket manapun. Untuk mengisi, masukkan tiketmu ke dalam slot di mesinnya (biasanya ada lampu merah berkedip dekat slotnya), dan di layar akan muncul beberapa pilihan. Pilih “charge”. Biasanya, kamu hanya bisa mengisi saldomu dalam kelipatan 1,000 JPY (~120,000 IDR), tetapi untuk mesin tertentu kamu juga bisa mengisi hanya 500 JPY (~60,000 IDR). Setelah itu, masukkan jumlah uang yang sesuai dan tunggu sebentar sampai kartunya dikembalikan ke kamu.
Selain untuk kereta, kartu IC juga bisa kamu gunakan untuk membeli barang di toko-toko mini mart 24 jam dan di beberapa tempat tertentu lainnya – tapi ingat ya, kamu hanya bisa mengisi saldonya di stasiun kereta saja.
Setelah turun dari kereta, cari dan ikuti papan-papan petunjuk di daerah peron (biasanya digantung atau di dinding) yang akan menunjukkan arah ke jalur-jalur kereta yang lain. Biasanya nama jalur keretanya (atau terkadang hanya “JR Lines”) akan tertera di papan-papan petunjuk tersebut.
Untuk pergi ke area stasiun yang berbeda, terkadang kamu harus keluar dulu melewati gerbang tiket, terutama kalau kamu mau pindah dari jalur metro ke JR, atau dari satu perusahaan subway ke yang lain.
Waktu pindah jalur, yang penting adalah kamu tahu arah stasiun tujuanmu. Contohnya, kalau di papan petunjuknya hanya ditulis “Hibiya Line – to Naka-Meguro” atau “Hibiya Line – to Ueno”, kamu perlu tahu apakah stasiun tujuanmu ada di sepanjang Jalur Hibiya yang menuju Naka-Meguro atau yang menuju Ueno. Untuk mencari tahu ini kamu bisa mencari papan petunjuk di daerah peron yang mendaftarkan stasiun-stasiun yang terletak di sepanjang arah jalur kereta masing-masing. Selain itu, tidak perlu khawatir kalau kamu ternyata berada di peron yang salah, karena stasiunnya pasti menyediakan jalan ke sisi peron yang satunya.
… sekalian aja expresso, expressi, exputer, exduren… kok bikin pusing saja ya?
Label-label ini menandakan seberapa cepat perjalanan keretanya:
Local (普通) – berhenti di setiap stasiun.
Rapid (快速) – tidak berhenti di beberapa stasiun.
Express (急行) – tidak berhenti di lebih banyak stasiun dibandingkan dengan Rapid. Tarif naik kereta ini lebih mahal daripada tarif naik kereta Local / Rapid.
Limited Express (特急) – hanya berhenti di stasiun-stasiun besar. Tarifnya juga lebih mahal dan bisa mencapai 4,000 JPY (~480,000 IDR).
Kalau mau aman sebaiknya kamu naik saja kereta-kereta Local dan Rapid (ingat kalau kamu naik Rapid, pastikan keretanya berhenti di stasiun tujuanmu). Kereta Express dan Limited Express sedikit lebih membingungkan, tapi kalau kamu mau pergi jauh dari daerah metropolitannya Tokyo (dan sebaliknya), kereta-kereta ini adalah pilihan yang lebih baik untuk perjalanan yang akan menghabiskan 2 jam lebih.
Baca juga: Japan’s Bullet Trains Now Feature Foot Baths, Tatami Mats
Petunjuk! Waktu di Jepang perjalananmu pasti akan sangat bergantung pada petunjuk. Untungnya, banyak petunjuk di Jepang tersedia dalam bahasa Inggris juga.
Di tiang-tiang peron stasiun biasanya ada daftar stasiun yang menunjukkan: a) jalur kereta apa yang akan kamu naiki, b) nama stasiun tempat kamu berada (biasanya dengan huruf relatif lebih besar dan ditebalkan dengan bold), dan c) arah tujuan keretamu. Menemukan informasi ini biasanya lebih mudah di peron subway daripada di peron JR.
Papan-papan petunjuk yang digantung di daerah peron juga biasanya akan memberitahumu stasiun besar apa saja yang akan kamu lewati, seperti Shinjuku, Tokyo, atau Shinagawa.
Sesampaimu di peron kereta, kamu akan bisa melihat beberapa angka di dinding atau di pinggiran peronnya. Angka-angka ini menandakan di mana pintu masing-masing gerbong kereta akan dibuka, dan di sinilah orang mengantri. Gerbong-gerbong di tengah kereta biasanya paling ramai, dan semakin jauh dari gerbong tengah semakin besar kesempatanmu mendapatkan tempat duduk. Ramai atau tidak juga tergantung waktu dan jalur keretanya. Tentu saja pada jam sibuk, jangan berharap bisa mendapatkan tempat duduk.
Masuklah ke dalam antrian, dan waktu keretanya sampai kamu harus membiarkan orang turun terlebih dahulu sebelum masuk. Kejadian ini cukup menarik untuk dilihat, apalagi kalau keretanya benar-benar ramai.
Setelah kamu masuk, usahakan jalan ke bagian ujung gerbong supaya bagian tengah gerbong tidak terhalang. Gerbongnya mungkin akan cukup sempit dan kamu mungkin akan berdiri sangat dekat dengan orang-orang yang tidak kamu kenal – tahan saja ya, inilah kehidupan sehari-hari orang Jepang di dalam kereta.
Sistem subway di Tokyo dibagi menjadi dua perusahaan yang mengoperasikannya: Tokyo Metro dan Toei Subway. Selain tarif dan destinasi (tarif kereta Toei Subway sedikit lebih mahal) sebenarnya tidak banyak perbedaan antara kereta-kereta yang dioperasikan kedua perusahaan tersebut, jadi menentukan mau naik yang mana sebenarnya terserah kamu. Tapi perlu kamu ketahui kalau Toei Subway mengoperasikan Jalur Asakusa yang bisa membawamu ke Skytree dan Asakusa, dan dengan Tokyo Metro kamu bisa pergi ke Omotesando.
Tokyo Metro memiliki logo seperti yang di bawah ini:
Terkadang hanya logo “m” putihnya (kotak kiri) yang dipakai.
Logo Toei Subway terlihat seperti ini:
Walaupun stasiun-stasiun kereta di Jepang dilewati berbagai macam kereta dari JR, Tokyo Metro, dan Toei Subway, belum tentu di setiap stasiun ada kereta yang dioperasikan oleh ketiga-tiganya. Beberapa stasiun hanya dilewati kereta dari JR dan Tokyo Metro, sedangkan beberapa hanya dilewati kereta dari JR dan Toei Subway. Oleh karena itu, saya sarankan dalam memilih tempat menginap kamu memilih hotel atau hostel dekat stasiun yang memiliki beberapa jalur kereta JR atau subway, untuk kalau seandainya terjadi penundaan kereta di salah satu jalurnya.
Untuk informasi selengkapnya tentang Tokyo Metro dan Toei Subway, baca artikel-artikel berikut ini:
Baca juga: Visiting Tokyo? Get familiar with the Tokyo Metro subway lines
Baca juga: Visiting Tokyo? Get familiar with the Toei subway lines
Membeli tiket subway sama persis caranya seperti membeli tiket JR.
Lihat petanya untuk mencari tahu tarif perjalananmu, lalu pilih tombol yang sesuai dengan tarif perjalananmu di layar mesinnya, lalu masukkan jumlah orang yang tiketnya akan kamu belikan juga, lalu masukkan uangmu dan wow! Jadilah tiketmu!
Sama seperti JR, kalau kamu tidak sengaja membeli tiket dengan harga yang salah atau kalau kamu perlu mengisi saldo kartu IC-mu, kamu bisa melakukan ini di mesin penyesuaian harga Fare Adjustment yang telah kita bahas sebelumnya.
Untuk subway, kamu bisa menggunakan kartu IC yang telah kita bahas di bagian JR di atas. Tapi kalau di Tokyo kamu akan lebih banyak menggunakan subway, lebih baik kamu beli kartu IC Pasmo daripada Suica.
Pindah jalur kereta subway sama persis juga caranya seperti JR: Ikuti saja petunjuknya! Kalau kamu pindah jalur kereta yang dioperasikan perusahaan yang sama, kemungkinan besar kamu tidak perlu ke gerbang tiket untuk keluar dulu. Tapi kalau kamu pindah dari Tokyo Metro ke Toei Subway, atau dari subway ke JR (dan sebaliknya), kamu perlu keluar gerbang tiketnya dulu. Selama kamu mengikuti papan petunjuknya dengan baik, seharusnya kamu tidak akan pusing sama sekali.
Sekali lagi: Petunjuk!
Sama seperti JR, di tiang-tiang peron stasiun biasanya ada daftar stasiun yang menunjukkan: a) jalur kereta apa yang akan kamu naiki, b) nama stasiun tempat kamu berada (biasanya dengan huruf relatif lebih besar dan diberikan bold), dan c) arah tujuan keretamu. Untuk peron subway, papan-papan petunjuk ini biasanya sangat besar. Petunjuknya juga lebih jelas karena jalur kereta arah sebaliknya akan diburamkan atau tidak ditunjukkan sama sekali, jadi kamu bisa dengan yakin tahu kalau arah keretamu benar atau salah.
Sama juga caranya seperti naik kereta JR. Tapi awas, beberapa jalur-jalur kereta subway seperti Marunouchi dan Tozai bisa menjadi SANGAT ramai pada jam sibuk.
Ya, dan cara kerjanya sama persis seperti kereta-kereta ekspres JR.
1. Pergi ke stasiun kereta.
2. Cari dan pergi ke bagian JR atau subway stasiun tersebut.
3. Cari bagian stasiun dimana jalur keretamu berada.
4. Cari mesin tiket dekat gerbang tiket. Kalau kamu sudah punya kartu IC dengan saldo yang terisi, kamu bisa melewati gerbang tiketnya dengan kartu IC-mu.
5. Beli tiket atau isi saldo kartu IC-mu.
6. Masuk lewat gerbang tiket.
7. Cari tahu arah keretamu, dan pergi ke peron tempat jalur keretamu dengan arah yang sesuai.
8. Sesampaimu di peron tersebut, masuklah ke dalam antrian.
9. Waktu keretanya sampai, biarkan orang-orang dari dalam kereta turun dulu. Setelah itu, ikuti antrianmu dan masuk ke dalam kereta.
10. Jalan ke bagian dalam atau ujung gerbong keretanya supaya daerah pintu masuknya tidak terhalangi.
11. Setelah turun kereta di stasiun tujuanmu, cari pintu keluar stasiun tersebut. Perlu kamu perhatikan kalau ada banyak pintu keluar dari satu stasiun yang sama, dan kalau kamu keluar di pintu yang salah kamu bisa berakhir di tempat yang jauh dari tempat tujuanmu sebenarnya. Jadi diperiksa dulu ya! Melalui situs web, biasanya tempat-tempat obyek wisata, tempat-tempat makan, dan toko-toko akan memberitahumu pintu keluar mana yang harus kamu ambil.
12. Pergi ke gerbang tiket lalu masukkan tiketmu atau tempelkan kartu IC-mu. Lakukan penyesuaian harga kalau perlu, lalu keluar.
Kalau kamu perlu pindah jalur kereta (lanjut dari langkah 10):
11. Setelah turun kereta di stasiun tujuanmu, cari papan petunjuk menuju jalur keretamu berikutnya.
12. Ikuti papan petunjuknya. Ada kemungkinan kamu perlu keluar lewat gerbang tiket.
13. Sesampaimu di peron kereta yang sesuai, masuklah ke dalam antrian dan tunggu keretanya tiba.
SELESAI!
Panduan ini hanya membahas JR dan subway karena kedua jenis kereta ini merupakan yang paling utama digunakan di Tokyo. Memang, ada jalur kereta lain yang dioperasikan pihak swasta (seperti yang didaftarkan di atas, dan masih banyak lagi), tetapi sistem operasinya juga cukup konsisten dengan sistem JR dan metro.
Puncak jam sibuk memang cukup parah. Di peron stasiun-stasiun kereta benar-benar ada pegawai yang membantu mendorong masuk penumpang supaya muat di dalam kereta. Kondisi di dalam kereta juga cukup sempit, dimana kamu akan dijepit dan didorong-dorong oleh banyak orang-orang asing. Saking sempitnya, kemungkinan besar kamu bahkan tidak bisa mengangkat tanganmu untuk menggunakan telepon genggammu.
Untungnya, banyak orang akan turun di stasiun-stasiun besar Tokyo, jadi kamu akan bisa bergerak lagi setelah mereka semua turun.
Jinshin jiko secara literal berarti “kecelakaan orang / tubuh”, dan mengandung kanji untuk kata “diri” dan “orang”. Pada dasarnya kalau terjadi jinshin jiko di jalur kereta – sesuatu yang cukup sering terjadi – artinya seseorang telah menyebabkan semacam gangguan di lintasan kereta. Penyebab jinshin jiko ada banyak: Bisa saja karena seseorang secara tidak sengaja jatuh dari peron ke lintasan kereta, atau bisa saja karena ingin bunuh diri. Walaupun pasti kamu sering dengar tentang kejadian bunuh diri di lintasan kereta Jepang, sebenarnya hampir semua kejadian jinshin jiko disebabkan oleh ketidaksengajaan: Banyak orang jatuh ke lintasan kereta karena peron yang terlalu ramai, atau karena mereka mabuk.
Oleh karena itu, kebanyakan peron jalur-jalur kereta yang sibuk dilengkapi dengan palang otomatis di antara peronnya dan lintasan keretanya. Palang-palang ini hanya akan terbuka setelah keretanya tiba.
Selain jinshin jiko, kadang-kadang kereta akan tertunda karena sedang diperiksa mekanik atau sedang mengalami isu teknis. Kalau terjadi demikian, dijamin deh para pekerjanya pasti sedang bekerja keras memperbaiki keretanya secepat mungkin – namanya juga orang Jepang.
Kalau keretamu tertunda, jangan khawatir karena kemanapun tujuanmu kemungkinan besar pasti ada rute alternatif. Tanyakan saja masinisnya, pegawai di loket informasi, atau bahkan penumpang lain di sekitar peron. Tapi kalau jalur keretamu berhenti total dan tidak ada rute alternatif sama sekali, sebaiknya kamu naik taksi saja.
I feel you, bro. Sayangnya, satu-satunya cara selain melihat warna jalurnya adalah mencatat nama stasiun tujuanmu. Supaya tidak pusing nantinya, SEBELUM memulai perjalananmu sebaiknya kamu catat dulu nama semua stasiun yang perlu kamu kunjungi. Kalau rencana perjalananmu hanya sekedar, “Saya perlu naik kereta jalur oranye,” kamu pasti bisa gila waktu melihat peta kereta Tokyo yang mempunyai bermiliaran jalur kereta “oranye”. Apakah kamu sebenarnya mencari jalur oranye terang, oranye gelap, atau oranye keemasan? Lupakan saja warnanya dan catat nama stasiunnya. Kalau mau, kamu juga bisa membeli peta yang tersedia di hampir semua stasiun-stasiun kereta di Jepang.
Pada umumnya naik kereta cukup aman. Walaupun begitu, kamu perlu tetap waspada dan menjaga barangmu dengan baik karena sesungguhnya Jepang tidak 100% aman seperti yang kebanyakan orang bilang (tapi tidak terlalu bahaya juga kok). Pastikan saja kamu tetap cerdas dan tidak memamerkan barang-barang berhargamu, dompet kamu berada di tempat yang aman dekat badan kamu, jangan tinggalkan barang-barang kamu begitu saja tanpa diawasi, dan lain-lain.
Di stasiun, terkadang bisa kamu temukan papan peringatan seperti yang di foto di atas, yang mewaspadai penumpang terhadap chikan atau pelaku pelecehan seksual, dan yang juga memperingati penumpang untuk tidak ragu berteriak kalau terjadi apa-apa. Walaupun kasus pelecehan seksual di kereta sudah jauh lebih membaik dibandingkan dulu, kamu harus tetap waspada saja.
Segera pergi ke kantor stasiun terdekat dan jelaskan situasimu kepada mereka. Mungkin mereka akan memintamu untuk pergi ke kantor stasiun yang lebih besar, tapi jangan putus asa. Jangan khawatir juga dengan masalah bahasa. Kalau kamu tidak bisa bahasa Jepang, kemungkinan besar ada pegawai di stasiun besar tersebut yang bisa membantu kamu dalam bahasa Inggris.
Ya. Mungkin pada awalnya ini akan membuat kamu bingung dan mungkin kamu tidak akan menyukainya, tapi lama-lama pasti kamu akan sadar kalau sebenarnya ini adalah cara yang baik untuk menghemat waktu. Stasiun-stasiun kereta di Bandara Haneda dan Bandara Narita seringkali adalah stasiun-stasiun “add-on” atau “tambahan” pada jalur-jalur kereta metro.
Pada dasarnya, satu jalur kereta bisa berubah menjadi jalur lain untuk mengangkut lebih banyak penumpang, contohnya Jalur Tozai di Tokyo Metro.
Jalur Tozai memiliki beberapa variasi layanan kereta:
A) Layanan normal – bermulai dari Nishi-Funabashi di Chiba ke Nakano di Tokyo pusat (tidak ada perubahan jalur).
B) Layanan rapid – bermulai dari Toyo-Katsutadai di Chiba ke Nakano di Tokyo pusat tapi melewatkan beberapa perhentian, dan bermulai sebagai Jalur Toyo Rapid Railway yang kemudian menjadi Jalur Tozai.
C) Layanan normal Jalur Toyo Rapid Railway – sama seperti (B) tetapi tidak melewatkan perhentian apapun.
D) Layanan normal menuju Mitaka – bermulai dari Nishi-Funabashi ke Mitaka, dan bermulai sebagai Jalur Tozai yang kemudian menjadi Jalur JR Chuo.
E) Layanan rapid menuju Mitaka – bermulai dari Toyo-Katsutadai ke Mitaka, dan bermulai sebagai Jalur Toyo Rapid Railway dan kemudian menjadi Jalur JR Chuo. Layanan ini menyediakan kereta rapid dan kereta normal.
Seperti biasa, semua variasi layanan di jalur ini menyediakan perjalanan ke arah sebaliknya. Kamu bisa naik kereta di Mitaka dan pergi ke Toyo-Katsutadai, Nishi-Funabashi, atau stasiun apapun sepanjang jalur ini (kecuali kalau kamu naik kereta rapid). Nah, perlu kamu ketahui bahwa walaupun ada kata “rapid” di Jalur Toyo Rapid Railway, tidak semua keretanya adalah kereta rapid. Artinya, beberapa kereta di jalur ini berhenti di semua perhentian.
Membingungkan? Tidak perlu khawatir. Kalau kamu cari tahu informasinya terlebih dahulu, kamu bisa hemat waktu dan tenaga dengan berpindah kereta. Kamu juga tidak perlu melakukan hal ini setiap kali kamu naik kereta. Tapi kalau kamu mau melakukannya, sebaiknya kamu memiliki peta untuk memastikan supaya kamu sampai di tujuanmu.
Ya, dan mereka sangat berguna, lho! Tapi kamu harus tahu kalau beberapa fitur app-app tersebut memerlukan Wi-Fi untuk bisa bekerja. Kalau kamu menyewa smartphone di Jepang, kamu akan baik-baik saja. Tapi kalau kamu berencana menggunakan smartphonemu sendiri, kamu mau tidak mau harus mencari Wi-Fi.
Wi-Fi gratis biasanya tersedia di subway, tapi tidak di JR. Walaupun begitu, mendapatkan Wi-Fi di subway biasanya cukup merepotkan. Untuk Tokyo Metro, masing-masing stasiun dan jalur memiliki Wi-Fi tapi sinyalnya biasanya lemah dan kadang-kadang kamu harus melewati beberapa halaman berbahasa Jepang dulu sebelum kamu bisa terhubung ke Wi-Finya. Untuk Toei Subway, Wi-Fi ada di semua stasiun sepanjang Jalur Oedo dan Shinjuku, tetapi di sepanjang Jalur Asakusa dan Mita hanya beberapa stasiun yang menyediakan Wi-Fi. Intinya, sebaiknya kamu jangan terlalu bergantung pada Wi-Fi di stasiun dan di kereta. Kalau kamu perlu Wi-Fi yang kuat, di hotel / hostelmu pasti ada, dan kebanyakan kafe-kafe juga punya Wi-Fi yang bagus dan gratis kok.
Nah kalau sudah mengerti yang di atas, inilah 2 app untuk Android dan iPhone yang bisa kamu gunakan di Jepang:
Selagi jalan-jalan di Jepang, app ini kemungkinan besar hanya satu-satunya yang kamu perlukan. Selain membantumu mencari rute kereta terbaik, NAVITIME juga mempunyai fitur offline yang bisa membantumu mencari Wi-Fi gratis di daerahmu. Ia bisa memberikan informasi untuk naik bus, subway, JR, jenis-jenis kereta lainnya, dan juga untuk jalan kaki. Kamu bisa mengakses peta kereta Jepang dari app ini, dan ia juga bisa memperkirakan biaya perjalananmu kalau kamu mau naik taksi. Bahkan ia juga bisa menyarankan kegiatan-kegiatan yang menarik di Tokyo kalau kamu lagi kehabisan ide lho!
Tokyo Subway Navigation for Tourists
App ini dapat digunakan untuk perjalanan khusus dengan metro saja. Ia bisa digunakan offline dan dalam bahasa Jepang, Inggris, Mandarin, atau Korea, dan dengan app ini kamu bisa melihat peta kereta, jadwal, dan rute untuk metro. Nah, alasan mengapa app ini sebaiknya hanya digunakan untuk metro adalah karena ia tidak memasukkan JR dalam pencarian rutenya. Baca selengkapnya di sini: Tokyo Metro’s new subway app for tourists can mislead -The Bridge.
Gerbong women-only atau gerbong khusus wanita adalah gerbong yang hanya boleh digunakan oleh wanita menjelang jam sibuk pagi dan jam sibuk sore. Gerbong khusus wanita bisa dilihat melalui papan besar (yang biasanya berwarna pink) yang terletak di peron atau di dalam gerbong kereta.
Di luar jam sibuk / waktu yang ditetapkan di papan pink tersebut, kaum pria boleh menggunakan gerbong ini. Tetapi kalau seorang pria masuk ke gerbong ini menjelang jam sibuk / waktu yang ditetapkan tersebut, dia akan didenda dan dipandang buruk oleh orang lain. Walaupun tidak ada yang akan melarangmu kalau kamu seorang pria dan naik ke gerbong ini, di dalam kamu bisa dimarahi secara terang-terangan dan secara hukum kamu bisa didenda (walaupun penjagaannya tidak terlalu ketat, dan dendanya hanya 10 JPY / ~1,200 IDR).
Baca juga: How Much Do You Really Need For Japan?
Salah satu hal penting yang harus kamu ingat adalah kereta di Jepang bukan seperti ruang tamu kamu di rumah. Kamu mungkin pernah dengar kalau bertelepon di dalam kereta dianggap kurang sopan. Ini benar. Kalau kamu benar-benar harus bertelepon, gunakan suara yang pelan. Pastikan barang-barangmu dekat denganmu, dan jangan menjulurkan kaki ke tengah-tengah kereta sampai orang-orang perlu melangkahi kakimu untuk lewat. Sebaiknya jangan makan di kereta juga, tapi kalau harus, jangan pamerkan makananmu dan jangan sampai membuat keretanya kotor. Pastikan suara headphonemu tidak terlalu kencang (walaupun tidak apa-apa kalau keretanya ramai, ini mungkin mengganggu orang di sebelahmu). Miliki akal sehat. Kalau semua orang di gerbong bisa mendengar lagu seseorang di ujung gerbong, atau kalau seseorang berbicara dengan sangat keras di telepon padahal semua orang tidak bersuara, kamu pasti mengerti mengapa semua itu bisa membuat kesal.
Selain itu, perhatikan juga kursi prioritas! Kalau keretanya tidak ramai atau kalau kamu benar-benar lelah dan tidak ada yang memerlukan kursinya, kamu boleh duduk di sana. Tapi kalau ada seseorang yang berumur, wanita yang sedang hamil, atau seseorang dengan alat bantu berjalan – siapapun yang lebih memerlukan kursinya daripada kamu – berikanlah kursi prioritasmu kepada mereka. Di Jepang, wanita yang sedang hamil biasanya diberikan gantungan kunci atau “tanda maternitas” yang mereka gantung di tas mereka, jadi kamu bisa tahu apakah seorang wanita memerlukan kursi prioritas tersebut atau tidak.
Demikianlah panduannya dan tips-tipsnya! Diingat dengan baik ya kalau kamu jalan-jalan naik kereta di Jepang, dan semoga petualanganmu di Jepang berjalan dengan lancar dan menyenangkan!
Artikel ini merupakan kontribusi tsunago Japan.
Dipublikasikan pada
Dapatkan tips dan berita travel terbaru!
Alat bantu ini akan membuat tidurmu di kereta, pesawat atau bus jadi lebih nyaman, deh!
Tanpa delapan barang ini, kamu mungkin tak akan selamat saat liburan saat heatwave.
Agar tidak mengeluarkan biaya, penumpang AirAsia diharapkan tidak melakukan check in di counter yang ada di bandara dan melakukannya secara online.
Dengan membeli AirAsia Unlimited Pass sebesar 1,5 juta rupiah, traveler bisa terbang domestik berkali-kali hingga Mei 2021. Tertarik mendapatkannya?
Menginap di Sa Pa Vietnam dan jelajahi pesonanya dengan cable car
Banyak tempat yang dirancang dengan kreatif di Bandung, di antaranya adalah cafe-cafe bertema unik ini
Solo traveling ke Korea jadi lebih nyaman dengan tips ini.
Deretan bakso yang wajib kamu coba di Solo.
Bandung lebih dari destinasi wisata beriklim sejuk.
Liburan di negeri fantasi seperti di film-film!