Alasan Untuk Traveling Paling Buruk Di Tengah Pandemi Yang Pernah Terungkap, Pernah Pakainya?

Pertanyaan pertama, apakah kamu traveler yang bertanggung jawab atau bukan? Jika jawabanmu iya, bentuk tanggung jawab seperti apa yang kamu tunjukkan di tengah pandemi seperti sekarang ini? Apakah dengan tetap bepergian ke berbagai tempat dan mengabaikan protokol kesehatan yang telah ditetapkan? Alasan seperti apa yang kamu gunakan untuk tetap traveling di tengah situasi pandemi seperti sekarang ini?

Ya, harus diakui, bepergian untuk kepentingan yang “tidak penting” tidak seharusnya menjadi prioritas untuk dilakukan saat ini. Namun ada saja orang yang memilih tetap untuk bepergian atau traveling dan tidak menerapkan protokol kesehatan dengan disiplin, yang disadari atau tidak, ikut bertanggung jawab atas terus meluasnya penyebaran virus Covid-19 di tengah masyarakat.

Apakah kamu salah satu yang termasuk di atas, menggunakan alasan yang tidak masuk di akal di tengah pandemi seperti ini untuk traveling? Alasan yang tidak masuk akal itu yang seperti apa? Kamu bisa melihat sebagian di bawah ini!

Peringatan: Artikel ini bisa membuat marah, mengubah mood, bahkan membuat menyesal bagi mereka yang pernah membuat alasan yang buruk untuk traveling!

1. “Lagi bosan dan tak ada hal lain yang lebih baik untuk dilakukan”

Percaya, deh, bukan kamu saja yang bosan di rumah saja, atau berusaha menjauh dari kerumunan. Tapi memang seperti ini kondisinya. Dengan situasi yang ada saat ini bukan hal yang normal, bepergian dengan alasan di atas sepertinya bukan hal yang pintar untuk diucapkan!

2. “Saya cuma ingin merasakan traveling di tengah pandemi itu seperti apa”

Yups, hal semacam itu memang membuat penasaran. Tapi, haruskah kamu menjawab semua rasa penasaran itu? Bukannya waktu kecil kita semua pernah dikasih tahu untuk tidak memasukkan jari ke lubang colokan listrik, dan hal itu tetap membuat kamu penasaran dan tertarik untuk melakukannya, bukan begitu? Tapi, kamu tidak melakukannya, kan?

3. “Ini mungkin terakhir kalinya saya punya kesempatan bepergian”

Dunia mungkin saja akan berakhir dalam waktu dekat, jadi mengapa tidak memaksimalkan setiap waktu yang ada, bukan begitu? Well, semangat YOLO (You Only Live Once) itu sudah usang banget, guys, dan pastinya hal itu bukan jadi alasan untuk traveling. Lagi pula, memenuhi kepuasan hanya untuk kesenangan sesaat itu nggak banget, guys!

4. “Apa sih hal terburuk yang mungkin terjadi?”

Image credit: Gabriella Clare Marino

Sesungguhnya, banyak! Kamu bisa saja tertular Covid-19, tidak menyadarinya, membawanya pulang, menyebarkan ke orang dekat kamu, yang bila menjangkiti yang memiliki penyakit bawaan berisiko tinggi, bisa membuat kehilangan nyawa.

5. “Virus corona itu hoax!”

Percaya atau tidak, ada yang sampai saat ini masih menilai pandemi Covid-19 yang melanda dunia sebagai konspirasi besar dan hoax untuk membatasi pergerakan warganya. Mereka baru percaya ketika dia atau orang terdekatnya positif Covid. Jadi, ketika situasi tersebut belum menimpa orang-orang ini, mereka masih menganggap dunia dalam situasi yang normal, dan bepergian ke mana saja menjadi hal yang lumrah untuk dilakukan. Ya ampun!

6. “Toh pada akhirnya semua bakal kembali normal.”

Traveler yang berpendapat seperti itu berada di dunia angan-angan bahwa semuanya akan kembali normal seperti sebelumnya, dan mereka juga ingin orang lain berpikir sama. Kabar buruk buat kamu yang berpikir seperti itu, faktanya tidak demikian. Dengan sistem kesehatan yang ada sekarang ini, realistis saja, semua sudah memasuki normal baru, yang sangat berbeda dari sebelumnya!

7. “Saya traveling karena saya bisa!”

Traveling hanya untuk pamer merupakan alasan yang nggak banget! Apakah dengan bepergian menunjukkan kestabilan ekonomi kamu di sepanjang tahun, yang bagi sebagian orang sangat berat untuk dijalani?

8. “Saya butuh konten baru untuk postingan media sosial!

Biasa posting di sosmed dengan tagar #lateposts dalam 11 bulan terakhir dan itu mulai membosankan? Well, bertahanlah karena semua orang juga bakal paham, bahwa sebagai traveler yang bertanggung jawab, postingan kamu masih akan menunjukkan postingan lama. Jika kamu berpikir kreatif, banyak postingan bertipe lain yang bisa kamu post.

9. “Setelah divaksin, saya bisa pergi kemanapun”

Jika kamu termasuk yang beruntung sudah mendapat vaksin di periode awal ini, selamat! Tapi, sudah divaksin bukan berarti kamu mendapat tiket kemana saja. Ingat, banyak orang lain yang tidak seberuntung kamu. Dan juga, sudah divaksin mungkin membuat kamu kebal akan virus Covid-19, tapi bukan berarti kamu tidak bisa menjadi “pembawa” untuk orang lain.

10. “Saya punya hak untuk jalan-jalan!”

Ada orang yang merasa memiliki hak untuk bepergian di 2021 setelah sepanjang 2020 menahan diri di rumah saja. Sayangnya, hal tersebut masih termasuk hal yang tidak boleh dilakukan karena berisiko, bukan hanya untuk dirinya sendiri, tapi juga untuk orang lain.

11. “Saya hanya berusaha mendukung pariwisata lokal”

Benarkah demikian? Tanyakan kepada hati kamu yang paling dalam, apakah kamu menggunakan alasan tersebut hanya untuk memberi makan ego kamu saja?

12. “Saya ingin melakukan perjalanan untuk menemukan cinta sejati.”

Konyol banget, nggak sih? Pernahkah kamu mencoba aplikasi mencari jodoh atau web perjodohan online? Sungguh, menemukan cinta sejati akan jauh lebih efektif dengan menggunakan aplikasi tersebut ketimbang menjadikan traveling sebagai alasan untuk bepergian di tengah pandemi seperti sekarang ini. Meninggal sendirian memang menyedihkan, tapi menderita karena virus Covid-19 dalam “perjalanan romantis” kamu hanya menegaskan kebodohan kamu.

Baca juga: Senang Traveling, Ini Pesan WHO Untuk Traveler Saat Pandemi Covid-19

Pernah dengar alasan lain untuk traveling paling buruk yang pernah terucap dari orang di sekitar kamu? Mengapa tidak berbagi dengan kami?

Brand Managers!

Ingin melihat merek atau bisnis kamu di website kami?

Hubungi kami sekarang

Berlangganan Milis TripZilla

Dapatkan tips dan berita travel terbaru!

Rekomendasi Artikel

Artikel Terbaru