Eropa siap memberlakukan aturan baru untuk dipatuhi wisatawan yang ingin liburan ke Benua Biru, yaitu sistem otorisasi perjalanan baru, yang mewajibkan setiap turis dari luar zona Schengen Eropa untuk mendaftarkan diri sebelum melakukan perjalanan.
Aturan baru ini pertama kali diperkenalkan pada 2019, yang disalahartikan sebagai sistem visa baru oleh banyak negara di dunia. Menurut Komisi Eropa, aturan baru ini merupakan persyaratan tambahan yang harus dilengkapi warga negara non-Schengen sebelum bepergian, selain visa Schengen tentunya. Aturan baru untuk liburan ke Eropa yang harus dilakukan adalah dengan mendaftarkan diri di European Travel Information and Authorisation System (ETIAS).
Bagi yang ingin liburan ke Eropa, ETIAS ini wajib diisi dan ada biaya yang harus dibayar, yaitu sebesar 7 Euro (~122,000 IDR). Diperkirakan 95 persen dari mereka yang mengisi aplikasi ini akan mendapatkan respon positif dalam waktu cepat, sementara 3-4 persen mungkin harus menjalani proses yang lebih panjang dan sisanya, sekitar 1-2 persen, akan menjalani proses yang lebih detail, melalui proses pengecekan manual hingga kemungkinan ditolak masuk ke Eropa. ETIAS ini akan berlaku selama tiga tahun.
ETIAS ini juga akan sama pentingnya dengan memiliki visa Schengen dan paspor untuk bisa masuk ke Eropa karena setiap negara memastikan wisatawan yang tidak memenuhi persyaratan ini tidak akan diizinkan melewati perbatasan di kawasan Schengen.
Aturan baru bagi wisatawan yang ingin liburan ke Eropa ini akan resmi berlaku pada akhir 2022. Namun demikian, masih ada proses sosialisasi selama enam bulan sehingga memiliki ETIAS belum menjadi keharusan selama periode tersebut.
Selain ETIAS, Uni Eropa juga mencapai kesepakatan memberlakukan aturan sistem “lampu lalu lintas” untuk melakukan koordinasi perjalanan internasional di Benua Biru.
Dikutip dari Lonely Planet, sistem baru ini akan memudahkan wisatawan untuk memahami perubahan dan kompleksnya peraturan yang diterapkan setiap negara di Eropa terkait perjalanan. Negara-negara nantinya akan dikelompokkan dengan warna merah, kuning/jingga dan hijau, tergantung pada kasus infeksi Covid-19. Data sendiri diambil dari Pusat Pengendalian Penyakit Eropa, yang terus diperbarui setiap pekannya.
Pengkategorian warna tersebut akan menentukan sejumlah faktor, di mana wisatawan dari wilayah hijau dan kuning/jingga bisa bebas bepergian tanpa harus melakukan karantina, meskipun masih ada kewajiban bagi turis dari wilayah kuning/jingga untuk menunjukkan hasil negatif tes Covid-19. Bagi turis yang datang dari wilayah merah atau abu-abu (negara yang tidak memiliki data Covid-19 yang komprehensif) wajib menunjukkan hasil negatif tes Covid-19 dan melakukan karantina saat tiba.
Komisi Uni Eropa tidak mengharuskan aturan ini diterapkan oleh semua negara di Benua Biru, namun mayoritas negara dilaporkan setuju untuk menerapkan aturan tersebut.
Baca juga: Biaya Visa Schengen Naik Mulai Januari 2020
Dapatkan tips dan berita travel terbaru!
Sewa Mobil Jakarta, Keuntungan, Tips dan Agen Rental Yang Harus Kamu Tahu
Di artikel ini kamu bisa melihat tips memilih rental dan sewa mobil Jakarta, sekaligus mengetahui keuntungan memilih mobil rental.
7 Tips Menghemat di Seoul: Dapatkan Aneka Diskon dan Gratisan!
Siapa sih yang tidak suka barang gratis dan diskon? Ini dia tips menghemat di Seoul yang harus kamu ketahui untuk mendapatkan diskon & barang gratis disana.
15 Tempat Wisata Eropa Tengah untuk Liburan Anti-Mainstream
Bosan dengan London atau Paris? Baca artikel ini dan temukan alternatif tempat wisata Eropa Tengah yang dijamin anti-mainstream banget!
Hotel Di Ho Chi Minh City, 14 Pilihan Penginapan Yang Cozy
Hotel di Ho Chi Minh City ini bisa jadi pilihan seru untuk akomodasi liburan di Vietnam.
Wisata Hanoi, Aktivitas Menyenangkan Untuk Kunjungan Pertamamu
Kamu akan mendapatkan pengalaman yang sepenuhnya baru jika liburan ke Hanoi. Tak percaya? Well, kamu harus merasakannya langsung!
Hotel Di Hanoi Untuk Akomodasi Dan Penginapan Liburan Kamu
Sudahlah instagramable, hotel di Hanoi dalam daftar ini juga relatif terjangkau!