10 Ciri-ciri Traveler Pemula, Adakah yang Kamu Lakukan?

Selalu ada pengalaman pertama untuk setiap hal, demikian pula dengan traveling. Semua travel blogger yang saat ini sudah melanglang buana juga mengawali dari perjalanan pertama. Tentu saja tidak semuanya tiba-tiba menjadi ‘ahli’ dalam melakukan perjalanan. Banyak tantangan yang harus dihadapi oleh newbie traveler, namun perjalanan demi perjalanan akan memberikan pelajaran berharga.

Kamu baru saja mengecap manisnya trip pertamamu? Selamat! Tentu kamu merasa ketagihan dan ingin segera merencanakan liburan selanjutnya, kan? Sebelum kamu meloncat ke agenda melancong yang lain, coba cek apakah kamu ‘mengidap’ ciri-ciri traveler pemula berikut. Selain membuat kamu senyum-senyum sendiri mengingat pengalamanmu, ada hal-hal yang ternyata penting untuk kamu ketahui.

1. Posting foto paspor dan boarding pass

Ingin seluruh dunia tahu kepergian pertamamu ini? Sangat wajar! Apalagi jika kamu sudah menanti trip tersebut dari jauh-jauh hari. Sayangnya, foto paspor dan boarding pass yang kamu post di media sosial bisa disalahgunakan oleh orang yang memiliki niat jahat. Setiap barcode dalam boarding pass menyimpan data diri yang kamu masukkan saat memesan tiket penerbangan. Dari mulai nama lengkap, hingga nomor kartu kredit (jika kamu membayar dengan kartu kredit), semua ada di situ. Dengan aplikasi pembaca barcode yang saat ini mudah di-install, oknum bisa saja mengubah jadwal perjalananmu, hingga membatalkannya!

Sementara itu, paspor juga menampilkan data dirimu seperti foto muka, tempat tanggal lahir, dan kota domisili/pembuatan paspor. Memang adegan dalam film Taken merupakan cerita fiksi, namun apa salahnya berjaga-jaga? Sebagai ganti, kamu bisa memfoto pesawat yang sedang berada di landasan, ruang-ruang instagrammable di bandara, atau buat teman-temanmu terkejut dengan selfie setibanya di kota tujuan.

2. Membuat itinerary yang super detail

Ciri-ciri traveler pemula yang lain berkenaan dengan itinerary. Saking kamu takut karena tidak bisa mendatangi semua tempat yang kamu targetkan, kamu membuat rencana yang sangat terperinci. Bahkan, kamu menuliskan waktu yang akan kamu habiskan di setiap destinasi wisata.

Meskipun itinerary terbukti bisa membantu di lapangan, namun kamu bisa jadi kurang santai. Sedikit-sedikit melihat jadwal, lalu mencocokkan dengan realita. Bisa-bisa stres sendiri! Terlebih jika kamu lupa kalau ada hal-hal yang mungkin tidak dapat diprediksi, misalnya kemacetan. Di samping itu, bisa saja kamu menikmati suatu tempat hingga ingin menghabiskan waktu lebih. Jika memang kamu happy, mengapa harus terburu-buru ke tujuan berikutnya?

3. Tidak merencanakan trip dengan baik

Sebaliknya, ada juga traveler pemula yang memilih untuk tidak membuat itinerary sama sekali. Just go with the flow, begitu prinsip mereka. Kalau kamu memilih cara ini, sayangnya hal ini akan menyita waktumu. Saat kamu hendak pergi ke suatu tujuan, kamu akan menghabiskan waktu untuk browsing informasi yang kamu butuhkan. Belum lagi jika ternyata tempat-tempat yang ingin kamu kunjungi berjauhan satu sama lain.

Setidaknya, siapkan urutan tempat yang ingin kamu datangi dalam satu hari. Kelompokkan berdasarkan wilayah, lalu cek moda transportasi untuk mencapai tempat-tempat tersebut. Masukkan pula jeda waktu yang kamu butuhkan untuk mempersiapkan diri atau beristirahat. Dengan demikian, kamu tidak perlu memaksakan diri memenuhi target, tetapi masih bisa bersenang-senang.

4.  Memilih destinasi mainstream

Sebagai orang yang baru pertama kali bepergian, pasti kamu ingin mendatangi atraksi-atraksi wisata yang direkomendasikan di berbagai situs pariwisata. Akibatnya, kamu hanya tahu tempat yang ‘itu-itu saja’. Destinasi wisata tersebut juga boleh jadi sangat turistik dan ramai, sehingga kamu tidak mendapatkan ruang untuk menghayati liburanmu.

Jika kamu ingin menemukan hidden gems, luangkan waktu dalam itinerary-mu untuk ‘blusukan’ di kota yang kamu kunjungi. Berbincanglah dengan warga lokal, simak kebiasaan mereka, hingga selidiki kemana kamu bisa mendapatkan pengalaman unik dan berbeda.

5. Berlibur pada waktu yang ‘tidak tepat’

Memilih waktu liburan merupakan hal yang cukup tricky, terutama untuk traveler pemula. Saat peak season, kamu mungkin tidak bisa mendapatkan penginapan, atau harga tiket pesawat melambung tinggi. Saat low season, ada sebagian destinasi wisata yang tutup lebih awal. Bingung, kan?

Sebaiknya, hindari musim liburan sekolah atau public holiday. Saat-saat seperti ini, tujuan-tujuan wisata penuh sesak dengan pengunjung, sehingga kamu kurang bisa menikmati perjalananmu. Jika tetap ingin berlibur pada masa liburan yang umum, beri jeda satu-dua hari agar ketika kamu tiba, kepadatan tempat-tempat wisata tersebut sudah berkurang.

6. Sebentar-sebentar posting Insta Story

Ingin tetap eksis selama liburan, sehingga smartphone selalu berada dalam genggaman dan media sosial terus update. Ciri traveler pemula paling akut, nih. Padahal, dewasa ini para traveler yang sudah kawakan justru menunda posting Instagram. Mereka baru mempublikasikan trip sepulang bepergian. Hal ini adalah untuk keamanan mereka selama perjalanan.

Selain itu, ketika kamu mengunjungi tempat-tempat wisata yang indah dan mem-posting di media sosial, tentu pertanyaan atau komentar akan berdatangan. Daripada kamu sibuk merespon dan kehilangan kesempatan untuk benar-benar berlibur, lebih baik posting saat kamu beranjak pulang.

7. Merasa wajib pakai tour guide atau ikut open trip

Khawatir tersesat selama traveling? Takut kehilangan momen untuk melihat tujuan wisata yang harus didatangi? Tantangan-tantangan ini membuat traveler pemula ‘terpaksa’ mencari tour guide atau ikut tur bersama orang lain. Hal ini sah-sah saja selama kamu tetap bisa menikmati perjalanan.

Kalau kamu tipikal orang yang tidak senang dibatasi atau hobi ngaret, mending sewa jasa travel planner yang akan memodifikasi rencana trip sesuai dengan apa yang kamu cari. Kamu pun berangkat dengan pedoman yang terencana, dan masih bisa bebas mengeksplorasi tempat tujuan.

8. Terlalu memikirkan agenda beli oleh-oleh

Berhubung ini adalah perjalanan pertamamu, kamu merasa sungkan jika tidak membawa buah tangan untuk orang rumah. Kamu pun sibuk mencari barang khas dari tempat tujuan, padahal masih banyak destinasi wisata yang belum kamu datangi. Inilah alasan lain mengapa sebaiknya kamu tidak perlu sering update tentang trip di media sosial. Semakin banyak orang tahu, semakin banyak juga yang minta oleh-oleh, kan?

Untuk kamu yang memang ingin membeli oleh-oleh, sempatkan untuk mencari informasi tentang suvenir khas tempat tujuan sebelum berangkat. Pastikan kamu tahu dimana mendapatkannya, dan berapa jauh lokasinya dari penginapanmu. Jadi, waktu liburanmu tetap efektif, deh.

9. Tidak berani menggunakan transportasi publik

Harus diakui, sebagian kota di Indonesia tidak memiliki angkutan umum yang efisien, sistematis, dan nyaman. Sementara ketika kamu bepergian, mau tidak mau kamu harus menggunakan transportasi publik. Baik untuk alasan penghematan maupun keamanan, kendaraan umum memberikan kemudahan bagi para pelancong. Sayangnya, traveler pemula mungkin merasa jengah karena malas mencari informasi tentang rute dan harga tiket. Ujung-ujungnya, naik taksi atau sewa mobil pribadi.

Naik angkutan umum di kota tujuan tidak hanya menghemat anggaranmu, lho. Kamu bisa mendapatkan pengalaman berharga seperti melewati berbagai rute dan jalan; hingga merasakan ‘serunya’ kesasar. Tak perlu kesal, siapa tahu kamu malah menemukan permata tersembunyi di balik kejadian ini.

10. Membawa barang terlalu banyak

Traveler pemula mungkin cemas jika tidak memiliki segala kebutuhannya di koper. Dari mulai pakaian cadangan, sabun mandi, sepatu ganti, hingga makanan instan – semua harus ready. Tenang, zaman sekarang convenient store dan mini market menjamur dimana-mana. Kalaupun kamu pergi ke kota kecil, akan selalu ada pasar tempat kamu bisa mendapatkan barang-barang yang kamu perlukan.

Fokuslah pada barang yang penting untuk meringkas bawaanmu. Mungkin saja jarak antara halte bus dan penginapanmu lumayan jauh, sehingga membawa tas yang terlalu berat akan merepotkan. Lagipula, kamu bukan mau pindahan, kan?

Baca Juga: Ekspektasi Liburan Ke Bali vs Realita Yang Akan Membuatmu Terkejut

Semakin tinggi jam terbangmu sebagai traveler, kamu akan tahu yang mana kebiasaan yang berguna, efektif, dan menciptakan perasaan bahagia selama perjalanan. Jangan lelah untuk menabung, dan segera centang bucket list-mu!

Brand Managers!

Ingin melihat merek atau bisnis kamu di website kami?

Hubungi kami sekarang

Berlangganan Milis TripZilla

Dapatkan tips dan berita travel terbaru!

Rekomendasi Artikel

Artikel Terbaru