Post Holiday Blues, "Penyakit" Dadakan Yang Tak Boleh Diremehkan

Usai liburan bersama orang-orang kesayangan di tempat yang spesial dan menyenangkan seharusnya berakhir dengan kembalinya motivasi tinggi untuk menjalani rutinitas harian. Namun, kondisi tersebut tak dirasakan oleh banyak orang. Malahan, tak jarang orang jadi malas, berada di mood yang buruk, merasa tertekan dan lelah setelah berlibur dan kemudian bersiap untuk kembali bekerja atau bersekolah. Jika memang demikian, orang tersebut mengalami post holiday blues. Apa itu?

Mengenal apa itu post holiday blues

Ada banyak nama dari kondisi ini. Di Amerika dan Kanada, kondisi ini disebut sebagai post vacation blues, atau post travel depression (PTD). Di Jepang, fenomena ini didefinisikan sebagai gogatsu-byou, yang berarti “May sickness“, di mana sejumlah orang merasa tertekan satu bulan setelah memulai sekolah, kuliah atau pekerjaan baru, karena situasinya di luar ekspektasi.

Pengertian dari post holiday blues itu sendiri adalah kondisi yang mengacu pada perasaan jangka pendek yang dialami individu setelah liburan, seperti rasa sedih, kesepian, lelah, lesu, tekanan mental, atau bahkan ketakutan.

Semakin lama perjalanan berlangsung, semakin intens kondisi ini dialami. Pasalnya, setelah sebagian orang pulang ke rumah, mereka menyadari gaya hidup normal mereka tidak menarik jika dibandingkan dengan aktivitas yang mereka lakukan saat berlibur. Semakin pendek perjalanannya, semakin mudah untuk menyesuaikan kembali ke rutinitas normal.

Bisa disimpulkan bahwa post holiday blues merupakan periode sementara setelah liburan di mana seseorang mengalami perasaan tertekan, cemas dan sedih. Perasaan ini mungkin muncul karena ekspektasi atau kenangan yang tidak realistis seputar masa liburan.

Apa pemicunya?

Menurut Paul Nestadt, MD, co-director John Hopkins Anxiety Disorders Clinic, dan juga merupakan assistant professor Psychiatry and Behavioural Sciences kepada Health, faktor pemicu post holiday blues setiap orang bisa berbeda-beda.

Pada intinya, liburan menawarkan momen menjauh dari rutinitas dan periode istirahat. Aktivitas liburan yang di luar kebiasaan mungkin telah membantu menghilangkan momen rutinitas yang monoton. Setelah liburan, kembali ke kehidupan normal dengan segala tugas dan harapannya dapat terasa berat dan tidak menyenangkan.

Hal ini mungkin menjadi bagian dari apa yang berkontribusi terhadap post holiday blues. Karena, meskipun menyenangkan, liburan yang penuh dengan aktivitas menyenangkan merupakan pengalaman yang jarang dilakukan.

Secara umum, ada sejumlah hal yang memicu fenomena ini, yaitu:

  • Tingginya ekspektasi selama musim liburan

  • Pengeluaran berlebihan dan tekanan finansial

  • Kontrasnya pengalaman antara keseruan liburan dan rutinitas sehari-hari

  • Berkurangnya jam siang hari dan cuaca dingin, yang juga bisa memengaruhi suasana hati

  • Menjadi sangat sibuk selama musim liburan

Post holiday blues dan tanda-tandanya

Bagaimana bisa menentukan apakah kamu mengalami periode post holiday blues? Tanda-tanda yang muncul di setiap orang berbeda-beda satu sama lain. Namun, tanda-tanda tersebut tidak akan bertahan lama dan akan menghilang seiring berjalannya waktu dan kemampuan individu tersebut beradaptasi dan berkompromi.

Adapun tanda-tanda yang dimaksud antara lain cemas, tidak memiliki motivasi bekerja, mudah tersinggung, mudah marah, merasa tertekan, bersikap murung, tidur tidak nyenyak dan memiliki kekhawatiran terkait kondisi finansial ke depannya. Kamu juga mungkin lebih banyak merenung, memikirkan masalah atau peristiwa yang terjadi selama musim liburan. Hal ini dapat memperburuk perasaan atau stres, kecemasan, dan kesedihan kamu.

Bagaimana menghadapi situasi ini?

Jika memang kamu mengalami kondisi ini, tidak perlu panik karena ada banyak cara menghadapinya.

Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan meluangkan waktu untuk diri kamu sendiri. Ini berarti kamu memberi kesempatan untuk diri mengejar ketinggalan sebelum kembali ke rutinitas biasa. Menghindari penggunaan media sosial juga bisa mengubah mood kamu menjadi lebih baik. Sebagai gantinya, berbicaralah langsung dengan orang-orang terdekat, baik melalui telepon atau bertatap muka secara langsung.

Lakukan perawatan diri untuk mengembalikan mood terbaik. Aktivitas seperti pergi ke gym dan berolahraga, makan makanan sehat atau tidur yang cukup bisa menjadi langkah untuk diambil.

Kamu juga harus pro-aktif menemukan cara mengatasi stres pasca-liburan. Dari menonton film komedi atau series favorit, melakukan meditasi, yoga atau bahkan berbelanja bisa menjadi sejumlah cara untuk dipertimbangkan.

Ide lainnya adalah mendokumentasikan liburan kamu melalui jurnal atau foto, yang dapat menjadi pengingat akan pengalaman menyenangkan dan menyenangkan yang kamu alami selama berlibur. Cara lainnya adalah dengan detoksifikasi. Liburan adalah saat perayaan, dan sering kali merupakan saat di mana kita memanjakan diri dengan makanan dan minuman. Melakukan detoksifikasi setelah liburan dapat membantu kamu merasa lebih baik secara fisik dan mental, yang akan membantu melawan kesedihan pasca-liburan.

Namun, jika kamu merasa tidak satu pun dari strategi ini yang membantu, dan perasaan sedih pasca-liburan semakin parah, kamu mungkin perlu mencari bantuan profesional.

Mencegah post holiday blues terjadi pada diri kamu

Tentu saja bisa. Pada intinya, persiapan menjadi hal yang utama. Namun, Anda harus tahu apa saja yang harus dipersiapkan untuk menghindari terjebak dalam kondisi ini.

Pertama, kamu harus menjadikan waktu untuk diri sendiri sebagai prioritas. Buat rencana waktu senggang untuk melakukan sesuatu yang kamu suka, seperti membaca atau menonton film. Mengatur liburan akhir pekan bersama keluarga juga bisa memberi waktu berkualitas bersama orang yang kamu cintai. Jadi kamu bisa bersantai dan tidak perlu khawatir untuk menghibur orang atau pergi ke acara yang tidak ingin kamu hadiri.

Selain itu, penting untuk melihat bagaimana kamu menghabiskan malam hari setelah bekerja dan memprioritaskan melakukan hal-hal yang kamu suka. Dengan cara ini, kamu tetap bisa menikmati beberapa perayaan musim perayaan sambil memastikan memiliki cukup waktu untuk diri sendiri.

Kondisi ini bisa menjadi serius?

Gejala kesedihan pada post holiday blues, seperti kesedihan, kurang motivasi, gangguan tidur, atau mudah tersinggung, mirip dengan depresi klinis. Jadi penting untuk mengetahui sudah berapa lama kamu mengalami depresi setelah liburan.

Kondisi depresi melibatkan suasana hati yang buruk hampir sepanjang hari selama dua minggu atau lebih. Sementara durasi post-holiday blues akan lebih singkat dan tidak terlalu merugikan kehidupan sehari-hari.

Jika perasaan sedih pasca-liburan mulai memengaruhi aktivitas sehari-hari kamu, seperti sulit bangun dari tempat tidur, pergi bekerja atau sekolah, meninggalkan rumah, menghabiskan waktu bersama orang lain, atau menyelesaikan tugas-tugas kecil, mungkin ada baiknya kamu meminta bantuan profesional.

Baca juga: Bali Belly, Sensasi Paling Populer Di Bali Yang Tidak Diinginkan Wisatawan!

Perasaan sedih pasca-liburan sebenarnya bisa menjadi tanda kondisi kesehatan mental yang lebih serius, seperti depresi atau kecemasan. Terapis kamu bisa mengevaluasi gejala, membuat diagnosis, dan memberikan perawatan yang dapat membantu.

Dipublikasikan pada


Tentang Penulis

Widya Astuti

Penulis di TripZilla

Brand Managers!

Ingin melihat merek atau bisnis kamu di website kami?

Hubungi kami sekarang

Berlangganan Milis TripZilla

Dapatkan tips dan berita travel terbaru!

Rekomendasi Artikel

Artikel Terbaru