Pecinta foto-foto, siapkan kamera kamu ya untuk 10 tempat instagrammable di Hong Kong ini!
Apakah kamu sudah pernah ke Pangkalan Bun? Ibu kota Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, ini memiliki julukan Kota Manis yang merupakan singkatan dari Minat Aman Nikmat Indah Segar. Sesuai dengan julukannya, Pangkalan Bun menyimpan berbagai destinasi “Manis” yang masih belum terekspose. Mari kita tengok satu persatu 10 destinasi Manis yang wajib masuk dalam itenerary kamu saat berkunjung ke Pangkalan Bun.
Kamu belum ke Pangkalan jika belum menginjakkan kaki di tempat ini. Taman nasional dengan luas lebih dari 400,000 ha ini merupakan tempat konservasi orang utan Kalimantan . Tidak hanya orang utan, kamu juga bisa melihat berbagai jenis primata seperti monyet ekor panjang, bekantan, berbagai jenis burung, hingga buaya di habitat aslinya! Wah, dijamin tidak akan menyesal!
Untuk menuju Taman Nasional kamu harus melalui Kecamatan Kumai yang merupakan pintu masuk destinasi ini. Dari Kumai kamu akan menaiki kelotok (kapal) wisata menyusuri Sungai Sekonyer selama 4 jam. Satu buah kelotok bisa memuat 25-50 orang. Jika enggan menyewa kelotok sendiri, kamu bisa mengikuti open trip dari berbagai penyedia jasa tour. Harga mulai 165,000 IDR per pax. Berminat?
Tanjung Keluang merupakan semenanjung yang terletak tepat berseberangan dengan Desa Kubu, Kecamatan Kumai, Pangkalan Bun. Pantai ini menawarkan keunikan tersendiri. Kawasan ini merupakan tempat konservasi penyu, terutama spesies penyu sisik. Selain penyu, kamu yang hobi makan seafood bisa mencari kerang sepuasnya di pantai ini, gratis!
Untuk menuju pantai berpasir putih ini, kamu harus menyeberang menggunakan kelotok dengan tarif 10,000 IDR untuk sekali jalan dari Desa Kubu. Tiket masuknya juga tidak mahal, hanya dengan 5,000 IDR sampai 10,000 IDR, kamu sudah bisa menikmati sejuknya semilir angin laut Jawa sambil bersantai di bawah rimbunnya hutan cemara. Jangan lupa membawa bekal, karena tidak ada satupun pedagang yang berjualan di pantai ini.
Pantai yang terletak di Desa Kubu ini merupakan pintu gerbang menuju Tanjung Keluang. Meskipun demikian bukan berarti destinasi ini bisa kamu lewatkan begitu saja. Mayoritas penduduk desa Kubu berprofesi sebagai nelayan. Jadi, sudah pasti harga seafood di sini lebih murah daripada di pasar tradisional. Mau beli yang masih segar atau yang sudah diolah dengan berbagai resep, semua bisa kamu jumpai di tempat ini. Selain itu, Pantai kubu juga sangat indah dinikmati saat matahari terbit. Kawasannya yang menghadap ke arah timur, membuat siapa saja jatuh cinta dengan keanggunan sunrisenya.
Dinamakan bundaran pancasila karena di puncak tugu yang merupakan alun-alun kota ini terdapat burung garuda yang merupakan lambang negara Indonesia. Bundaran pancasila merupakan pusat jajanan kota Pangkalan Bun. Semua jenis makanan ada di tempat ini, mulai dari tempe bakar sampai pizza ada di kawasan ini. Berbagai kafe mengelilingi bundaran bak jamur berkembang biak di musim hujan. Dari kafe sekelas ‘Coffee Toffee’ sampai angkringan nasi goreng bisa kamu jumpai di sini.
Tidak hanya jajanan, di kawasan ini juga terdapat sebuah monumen bersejarah yang diberi nama Monumen Palagan Sambi. Monumen ini dibuat untuk mengenang penerjunan pertama di Desa Sambi. Selain jajanan dan monumen, kamu yang hobi berolahraga juga bisa memanfaatkan fasilitas fitness di taman kota. Datanglah pada malam hari untuk menikmati berkeliling kawasan dengan odong-odong atau kereta mini. Mengunjungi Bundaran Pancasila hanya dipungut retribusi parkir sebesar 2,000 IDR untuk kendaraan beroda dua dan 5,000 IDR untuk kendaraan beroda empat.
Istana yang dibangun menggunakan kayu ulin ini ternyata sama sekali tidak berwarna kuning. Nama Istana Kuning diambil dari salah satu pintu ruangan yang dinamakan Dalam Kuning. Konon pada masa kesultanan Kutaringin, kayu yang menjadi bahan pembuatan pintu tersebut memang berwarna kuning.
Istana kuning menyimpan berbagai benda peninggalan kesultanan Kutaringin. Mulai dari tombak untuk berburu, meriam, guci, keris dan tentu saja lukisan 14 sultan terdahulu. Ada yang menarik dari lukisan-lukisan ini. Ternyata untuk melukis semua sultan, pihak kesultanan mengundang seorang pelukis gaib dari tanah Jawa. Memasuki istana kuning kamu akan disambut oleh seorang pemandu istana yang siap menceritakan sejarah kota Pangkalan Bun. Wah, sangat cocok untuk kamu para penggila sejarah.
Pangkalan Bun merupakan kota di tepi sungai. Sungai arut namanya. Menyusuri sungai arut menggunakan getek itu sangat menantang! Getek merupakan perahu mesin yang berukuran kecil berkapasitas 3 sampai 6 orang. Hanya dengan 50,000 IDR saja kamu sudah bisa mengelilingi sungai arut dari kelurahan Mendawai sampai Kampung Baru bersama teman-teman atau keluarga. Menikmati pemandangan human interest di sekitar sungai mempunyai sensasi tersendiri. Jika beruntung kamu juga akan mendapati bekantan liar bergelantungan di hutan alam di tepi sungai. Sunset di sungai arut juga tidak kalah cantik!
Selain susur sungai, kamu juga bisa menikmati jajanan khas kota pangkalan Bun di tepi sungai, atau menicipi sayur asam kepala ikan dengan sambal lucung di restoran apung. Dijamin lidah pasti bergoyang!
Tidak lengkap rasanya hanya berlibur tanpa membeli sovenir. Pasar Indrasari memang hanya merupakan salah satu pasar tradisional di Kota Pangkalan Bun. Namun, di pasar ini lah kamu dapat membeli oleh-oleh untuk dibawa pulang. Toko-toko sovenir berjejer di tepi jalan menuju Pasar Indrasari. Berbagai macam buah tangan khas Kalimantan bisa kamu peroleh di tempat ini. Mulai dari batu kecubung yang tersohor, mandau senjata khas kalimantan, miniatur kapal layar yang terbuat dari getah nyatu sampai gelang yang berasal dari bagian dalam paku-pakuan jenis bruta, semua dapat kamu beli di tempat ini. Harga bervariasi mulai dari 5,000 IDR. Para shopaholic silakan merapat!
Lamandau merupakan Kabupaten tetangga yang berjarak kurang lebih 2 jam dari Kota Pangkalan Bun. Namun Pangkalan Bun lah pintu gerbang menuju Lamandau hingga saat ini, karena Kabupaten ini belum memiliki Bandar Udara sendiri.
Ada 3 Desa Dayak yang wajib kamu kunjungi ketika mampir di Kabupaten ini. Ketiga Desa tersebut adalah Riam Panahan, Lopus dan Kota Riam Tapin Bini. Desa-desa ini berjarak kurang lebih 1-2 jam perjalanan dari Kota Nanga Bulik menggunakan mobil. Di sini kamu bisa berinteraksi langsung dengan masyarakat suku Dayak yang sangat ramah lo! Kamu akan diajak berkeliling menyusuri desa, menikmati arsitektur rumah betang yang masih asli, berfoto di depan jurung (tempat penyimpanan padi tradisional dan mendengarkan berbagai kisah seperti mitos-mitos suku Dayak. Kamu juga dapat menikmati berbagai upacara adat seperti Ikat Tongang dan Potong Pantan. Menari sambil diselingi minum tuak khas suku Dayak akan memberikan sensasi tersendiri – tentunya wisata budaya ini tidak boleh terlewatkan!
Riam Tapin Bini terletak di Kota Tapin Bini. Sungai berarus deras dan berbatu ini sangat cocok untuk kamu yang mengaku pecinta olahraga rafting. Riamnya memang tidak terlalu besar namun cukup menantang untuk dijajal.
Selain rafting, berenang di tepi sungai juga tidak kalah asyik. Airnya sungguh menyegarkan! Apa lagi setelah berkeliling Tapin Bini seharian, air sungai dapat mengobati lelah seketika. Pemandangan hutan yang masih asli juga sangat memanjakan mata. Jika beruntung kamu akan mendapati burung tingang menyeruak dari balik hutan. Burung ini merupakan simbol kekuasaan suku Dayak dan tidak akan kamu jumpai di kota.
Destinasi terakhir yang wajib kamu kunjung masih berada di Tapin Bini. Bukit yang terletak di seberang Riam Tapin Bini ini sangat direkomendasikan bagi mereka pecinta olahraga ekstrim seperti panjat tebing dan para pendaki gunung. Treknya yang terjal dengan kemiringan 60 – 80 derajat serta licin saat hujan, sangat menantang bagi siapa saja yang hobi trekking. Belum lagi jelatang yang batang dan daunnya dapat menyebabkan sensasi gatal berhari-hari, menambah keseruan mendaki Bukit Bolau.
Namun tidak ada perjuangan yang sia-sia. Sampai di puncak bukit kamu akan menyaksikan hijaunya hamparan hutan hujan tropis disertai dengan pemandangan-bukit-bukit lain nun jauh di sana yang belum terjamah tangan manusia. Jangan lewatkan juga awan-awan kabut putih yang tergantung indah di udara. Sungguh lukisan Tuhan yang menakjubkan!
Demikian 10 Destinasi yang wajib masuk ittenerary kamu saat berkunjung ke Kota Manis. Untuk kamu yang berada di luar pulau Kalimantan, akses menuju Kota Pangkalan Bun bisa ditempuh melalui jalur laut dan Udara setiap harinya. Untuk jalur laut bisa menggunakan kapal penumpang menuju ke Pelabuhan Kumai. Sedangkan jalur udara, bisa menuju ke Bandara Iskandar Pangkalan Bun yang hanya berjarak 5 menit dari Bundaran Pancasila. Tunggu apa lagi, segera susun rencana berlibur bersama sahabat atau keluarga ke Kota Pangkalan Bun. Selamat berlibur!
Dipublikasikan pada
Dapatkan tips dan berita travel terbaru!
Pecinta foto-foto, siapkan kamera kamu ya untuk 10 tempat instagrammable di Hong Kong ini!
Wisata kuliner di Malioboro, mengapa tidak? Kamu akan terkejut dengan variatifnya jenis makanan yang ada di jalanan paling ikonik di Jogja ini. Coba yuk!
Mengunjungi desa adat di Indonesia bisa jadi aktivitas wisata unik yang menyenangkan lho. Ini dia daftar 14 desa adat yang bisa kamu jadikan referensi.
17 pantai cantik di Malaysia ini pastinya akan menjadikan liburan impianmu kenyataan! Kamu mau ke yang mana?
Jika sedang mencari tempat wisata alam yang anti mainstream, kamu dapat berkunjung ke Pandeglang, kota yang membuat liburanmu berkesan.
Yang mengaku pencinta wisata alam, wajib datang ke Zhangjiajie
Medan, ibu kota Sumatera Utara, adalah kota yang penuh warna dan menjadi tempat pertemuan berbagai budaya dan masakan. Dari hidangan Melayu tradisional hingga pengaruh Tionghoa dan India, lanskap kuliner di Medan sangat kaya dan beragam. Berbicara t...
Magelang membuktikan keindahannya memang layak untuk diperhitungkan
Banyak tempat wisata di Kamboja yang tidak kalah mengagumkan untuk dieksplorasi
Medan, the capital of North Sumatra, is a vibrant city that serves as a melting pot of various cultures and cuisines. From bustling street markets to upscale restaurants, the culinary scene here reflects the rich heritage and diversity of its people....