Panduan Wisata Muslim ke Córdoba: Menggali Sejarah Al-Andalus di Spanyol Modern

Sebelum tiba di kota ini, aku pikir Córdoba hanyalah kota yang menyimpan sejarah Islam di Eropa. Tapi saat ngobrol dengan teman seperjalananku (salam untuk Chet Ramos), dia bilang Córdoba adalah salah satu kota favoritnya di Spanyol, dan aku pasti akan mengerti alasannya. Ternyata dia benar, sekarang aku bisa dengan mudah membayangkan menghabiskan sisa hidupku di sini! Tidak heran Córdoba disebut sebagai jantung dari Al-Andalus.

Baca juga: Andalusia Dalam Sepekan: Atraksi Ramah Muslim, Makanan Halal Dan Banyak Hal Lain Yang Tidak Boleh Dilewatkan!

Sebelum kita mulai, aku mau bilang dulu: Córdoba bukan cuma tempat wisata biasa di Spanyol. Rasanya seperti masuk ke dalam cerita hidup tentang Al-Andalus. Bagi yang Muslim, ini bukan hanya bangunan tua atau jalanan cantik; kamu bisa merasakan hubungan kuat dengan masa lalu, karena dulu tempat ini adalah Qurtuba, kota yang sangat penting dalam sejarah Islam di Barat. Saat berjalan di jalanan berbatu itu, aku terus membayangkan para penyair, ilmuwan, dan penguasa Islam yang pernah berjalan di sini.

Kami menginap di La Ermita Suites—keputusan yang sangat bagus. Hotel ini satu-satunya hotel yang juga bangunan bersejarah di Córdoba dan pertama kali mendapat sertifikat Ramah Muslim dari Halal Institute of Spain. Lokasinya juga strategis, cuma 2 menit jalan kaki dari Masjid Agung (Mezquita). Yuk, ikut aku menjelajahi kota yang menawan ini!

Tempat Pertama: San Basilio, Patios, dan Plata Cordobesa

Setelah sarapan halal yang enak, kami ke San Basilio untuk melihat Patios—halaman dalam rumah yang cantik. Setiap halaman punya keunikan, ada yang harum dengan aroma parfum, ada yang penuh bunga warna-warni merambat di dinding. Tradisi patios ini berasal dari pengaruh Islam, yang mengajarkan tentang ketenangan dan surga.

Kalau kamu datang bulan Mei, jangan lewatkan Festival de los Patios, acara besar untuk merayakan halaman-halaman ini. Favoritku adalah Patio Plata Cordobesa, yang dihiasi perhiasan perak dan emas buatan tangan, dengan desain unik dan harganya terjangkau.

Menariknya, kerajinan perak di Córdoba sudah ada sejak zaman Al-Andalus, saat para pengrajin Muslim menggabungkan motif Arab dengan seni lokal.

Lanjut ke tempat berikutnya, aku sempat berhenti di sebuah jalan kecil untuk foto sebentar dengan kartu posku—asyik banget!

Setelah itu, kami jalan-jalan di deretan toko souvenir, di mana banyak barang warna-warni dan kipas tangan yang menarik perhatianku. Kipas tangan ini bukan cuma souvenir biasa, lho—karena suhu saat itu sampai 38°C, kipas ini sangat penting buat bertahan dari panas terik matahari Andalusia yang menyengat.

Keajaiban Sejarah: Mezquita-Catedral

Kalau ke Córdoba, jangan lewatkan Mezquita-Catedral. Awalnya, bangunan ini adalah Masjid Agung yang dibangun pada abad ke-8 oleh Abd al-Rahman I. Setelah Reconquista pada abad ke-13, masjid ini diubah menjadi katedral.

Yang menakjubkan adalah deretan lengkungan merah-putih yang panjang, lalu tiba-tiba muncul bagian bergaya Gothic di tengahnya. Perpaduan dua gaya ini terasa seperti dunia berbeda yang bersatu. Saat aku masuk, aku sangat terkesan—mihrab ada di dalam bangunan yang sama dengan gereja, terasa sangat unik dan mengingatkan pada hadis:

"Bumi telah dijadikan bagiku sebagai tempat sujud dan sarana penyucian." (Sahih al-Bukhari)

Walau sekarang kita tidak bisa shalat di sana, rasa sejarah Islamnya masih kuat terasa, terutama di bagian mihrab dan dinding yang menghadap kiblat. Jangan lupa juga lihat Mezquita di malam hari, karena lengkungannya diterangi cahaya yang cantik banget.

Travel Tips: Musim panas di Córdoba bisa sangat terik, jadi ada hal penting yang perlu kamu tahu — penduduk setempat biasanya menjalani siesta, yaitu waktu istirahat siang tradisional. Antara pukul 2 siang hingga 5 sore, banyak toko, pusat perbelanjaan, bahkan beberapa tempat wisata kecil tutup sementara.

Kalau kamu seorang wisatawan Muslim, pastikan untuk merencanakan waktu jalan-jalan dan makan dengan baik, supaya tidak terjebak di tengah panasnya matahari tanpa tempat berteduh atau tempat makan yang buka.

Setelah menikmati siesta yang sangat dibutuhkan, kami melanjutkan perjalanan ke salah satu ikon kota Córdoba — Plaza de las Tendillas. Di tengah alun-alun ini berdiri sebuah patung berkuda yang mencolok dari Gonzalo Fernández de Córdoba, yang dikenal sebagai “El Gran Capitán,” seorang panglima perang terkenal dari abad ke-15.

Fakta menarik: jam di alun-alun ini berbunyi mengikuti irama gitar flamenco, bukan lonceng biasa, yang menambah sentuhan khas Córdoba. Kami juga sempat mampir ke Llao Llao untuk menyegarkan diri — tahukah kamu, Llao Llao berasal dari Spanyol? Di sini, huruf “ll” diucapkan seperti “y,” jadi sebenarnya dibaca “Yao Yao!” Lucu, kan? Itulah cara kami mengakhiri hari pertama di Córdoba dengan penuh kesan.

Nikmati Keindahan Pagi di Axerquía dan Cicip Minyak Zaitun Segar

Kami memulai pagi berikutnya dengan sarapan di Corredera Square. Aku mencoba churros dan jeringos (keduanya adonan goreng Spanyol)—favorit pribadiku? Tentu saja churros!

Dari sana, kami berjalan ke distrik Axerquía, tempat seni Islam masih melekat. Di sini, kamu dapat menjelajahi arsitektur Mudéjar—perpaduan unik antara desain Islam dalam bangunan Kristen. Para ahli bangunan Muslim, yang dikenal sebagai alarifes, begitu dihormati sehingga para penguasa Kristen mempekerjakan mereka untuk merancang gereja dan istana.

Salah satu momen paling berkesan adalah saat mengunjungi Palacio de Viana. Istana ini memiliki 12 halaman (patio), masing-masing dengan karakter uniknya sendiri. Ada Patio de Recibo (Halaman Sambutan) yang menyambut pengunjung dengan hangat, Patio de Los Jardineros (Halaman Tukang Kebun) yang penuh dengan tanaman hijau segar, Patio de La Madama yang memikat dengan pesona patung-patungnya, Patio del Archivo dengan sentuhan sejarahnya, Patio de Las Rejas yang terkenal dengan pagar besi artistiknya, Patio de La Capilla yang tenang dengan kapelnya, Patio de La Alberca yang memiliki kolam reflektif, Patio de Los Naranjos yang dipenuhi pohon jeruk, Patio de La Cancela dengan gerbang dekoratifnya, Patio de Los Gatos (Halaman Kucing) yang unik dan tenang, Patio de La Mujer (Halaman Wanita) yang elegan dan intim, serta Patio del Pozo yang memiliki sumur di tengahnya.

Setiap halaman ini menggambarkan sepotong kehidupan Córdoba dan sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai Andalusia tentang harmoni dan alam — seperti bait-bait hidup dari taman-taman dalam Al-Qur’an.

Dalam perjalanan menuju makan siang, kami berhenti sejenak di Iglesias de Santa María untuk berfoto. Gereja ini berdiri di atas lapisan sejarah Islam, seperti banyak tempat lain yang dulunya pernah menjadi masjid pada masa Al-Andalus. Tahukah kamu? Distrik Axerquía, atau Kawasan Timur, terbentuk selama era Islam dan kemudian mengalami perubahan di masa pemerintahan Kristen. Tempat ini menjadi perpaduan gaya dan keyakinan, di mana pengunjung bisa menjelajahi arsitektur Mudéjar, yaitu gabungan unik desain Islam dalam bangunan Kristen.

Para ahli bangunan Muslim, yang dikenal sebagai alarifes, sangat dihormati karena keahliannya sehingga penguasa Kristen mempekerjakan mereka untuk merancang gereja dan istana. Bangunan-bangunan ini sering dihiasi dengan tulisan Arab, lengkungan tapal kuda, dan pola geometris, mencerminkan masa harmoni budaya yang pernah ada.

Sebelum makan, kami mampir ke toko Oleoteca untuk mencicipi minyak zaitun. Aku belajar bahwa ada cara khusus untuk mencicipinya — kamu menuang sedikit minyak zaitun ke dalam gelas, menghangatkannya dengan menggosok atau memutar gelas dengan tangan, lalu menghirup aromanya dalam-dalam sebelum mencicipi. Kehangatan itu melepaskan aroma rempah dan buah yang kompleks, membuat pengalaman mencicipi terasa seperti ritual. Di toko itu juga dijual parfum, kosmetik, dan minyak zaitun murni berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau. Ini mengingatkanku pada ayat Al-Qur’an yang menyebutkan buah ara dan zaitun sebagai makanan yang diberkahi (Qur’an 95:1), sebagai tanda manfaat spiritual dan kesehatannya.

Untuk makan siang, kami menemukan La Conchinchina Sushi Bar, restoran Jepang yang ramah Muslim di Córdoba. Aku memesan curry gambón, tapi lain kali aku ingin mencoba halal ceviche peruano mereka — hidangan ikan dengan marinasi jeruk ala Peru yang segar dan penuh rasa. Perut kenyang, kami pun kembali beristirahat untuk siesta yang sangat dibutuhkan.

Madinat al-Zahra: Kota Istana yang Terlupakan

Hanya sekitar 15 menit berkendara keluar dari Córdoba, reruntuhan Madinat al-Zahra muncul seperti fatamorgana. Dibangun oleh Khalifah Abd al-Rahman III pada abad ke-10, ini bukan hanya istana—tapi seluruh kota yang dimaksudkan untuk memamerkan kemegahan Kekhalifahan Umayyah.

Berjalan melalui reruntuhan, aku membayangkan bagaimana dinding marmer putih pernah berkilauan, dan saluran air menetes melalui taman yang rimbun, dirancang seperti gambaran Jannah dalam Al-Qur'an—"kebun-kebun yang di bawahnya mengalir sungai-sungai" (Al-Qur'an 47:12). Madinat al-Zahra dulunya begitu mewah hingga dijuluki "kota cahaya."

Fakta menarik dari pemandu kami: Madinat al-Zahra dulunya begitu megah, hingga para penyair menjulukinya sebagai “kota cahaya.” Konon, bahkan langit-langit bangunannya pernah dilapisi emas agar bisa memantulkan sinar matahari. Meskipun kota ini hanya berjaya sekitar 70 tahun sebelum dihancurkan akibat konflik sipil, berjalan di antara reruntuhan Aula Singgasana hari ini masih terasa begitu magis.

Berdiri di sana, aku hampir bisa membayangkan para duta besar dari negeri-negeri jauh membungkuk hormat di hadapan khalifah, sambil membawa hadiah, sementara masa keemasan Córdoba berlangsung di sekitar mereka. Tak heran jika tempat ini menjadi salah satu destinasi utama yang wajib dikunjungi wisatawan Muslim — karena benar-benar menghubungkan kita dengan masa kejayaan Islam yang penuh kemegahan budaya dan spiritualitas.

Tak jauh dari sana, kamu juga bisa mengunjungi museum Menara Calahorra dan menikmati pemandangan perbukitan di sekitarnya, yang membuat perjalanan ini semakin berkesan.

Caballerizas Reales & Jembatan Romawi

Salah satu pengalaman favoritku saat di Córdoba adalah menonton pertunjukan berkuda di Caballerizas Reales, atau Kandang Kuda Kerajaan. Melihat kuda Andalusia yang anggun tampil di depan mata, dengan sejarah yang sudah ada sejak zaman Islam, benar-benar terasa luar biasa. Pertunjukan ini menggabungkan musik flamenco yang penuh semangat dengan seni berkuda klasik Andalusia yang elegan.

Aku juga tidak bisa melewatkan untuk mengunjungi Jembatan Romawi Córdoba (Puente Romano) yang membentang di atas Sungai Guadalquivir. Tahu nggak, jembatan ikonik ini pernah muncul di serial Game of Thrones sebagai "Jembatan Panjang Volantis"? Bagi aku, jembatan ini bukan hanya jalur untuk menikmati pemandangan, tapi juga seperti jembatan waktu yang menghubungkan masa lalu dan masa kini.

Jam buka: Pertunjukan biasanya digelar setiap Jumat hingga Minggu pukul 8 malam, dengan penampilan tambahan saat musim liburan.

Harga tiket: Tiket umum berkisar antara €15 hingga €18 untuk dewasa, €12 untuk anak-anak, dan tersedia diskon untuk grup serta lansia.

Lokasi: Caballerizas Reales de Córdoba, tepat di sebelah Alcázar para Raja Kristen.

Aturan: Foto dan rekaman video biasanya tidak diperbolehkan selama pertunjukan, tapi kamu boleh berfoto sebelum dan sesudah acara.

Untuk wisatawan Muslim, acara ini sangat menghormati nilai budaya dan tidak mengandung tema yang menyinggung, sehingga cocok dijadikan pilihan hiburan malam setelah seharian berkeliling. Di sekitar lokasi juga ada kafe dan pilihan makanan halal yang bisa dinikmati sebelum atau sesudah pertunjukan.

Jembatan Romawi, alias Jembatan Game of Thrones

Salah satu tempat yang wajib saya kunjungi saat di Córdoba adalah Jembatan Romawi (Puente Romano) yang membentang di atas Sungai Guadalquivir. Tahukah kamu, jembatan ikonik ini juga pernah muncul di layar lebar? Jembatan inilah yang menjadi “Jembatan Panjang Volantis” dalam serial Game of Thrones. Berdiri di sana, saya membayangkan seperti apa kehidupan saat para ulama Muslim, pedagang, dan pengembara sufi melintasi jalan ini berabad-abad lalu.

Saat berjalan di atas jembatan, saya merasakan lapisan-lapisan sejarah di bawah kaki saya. Batu-batu dan lengkungan arsitektur dari masa Islam bukan sekadar hiasan — dulu jembatan ini membawa para pedagang, ilmuwan, dan pelancong seperti saya menyeberangi sungai. Saat matahari mulai tenggelam, Mezquita-Catedral terlihat memancarkan cahaya di kejauhan, sementara Menara Calahorra berdiri kokoh di ujung sana.

Image credit: Franck-Boston | Canva Pro

Bagi saya, jembatan ini bukan hanya tempat untuk berjalan menikmati pemandangan, tapi juga seperti jembatan nyata yang menghubungkan masa lalu dan masa kini, pengingat akan peran Córdoba sebagai titik pertemuan berbagai peradaban. Ini adalah salah satu daya tarik utama di Córdoba, dan tentu wajib dikunjungi oleh wisatawan Muslim yang ingin merasakan koneksi dengan sejarah!

Tempat Makan Halal & Ruang Sholat

Selama di Córdoba, saya berkesempatan mencoba beberapa tempat makan yang ramah halal dan benar-benar saya nikmati. Semua tempat punya pesonanya sendiri dan memberikan warna berbeda yang membuat pengalaman saya di kota ini semakin berkesan. Saya dengan senang hati merekomendasikan tempat-tempat ini untuk para wisatawan Muslim.

Salah satu momen terbaik dalam perjalanan saya adalah makan di Beity Ibn Rushd. Begitu masuk, suasana hangat dengan cahaya lembut dan keramik Andalusia langsung terasa. Saya memesan lamb tagine dan shakshuka, setiap suapan penuh dengan rempah dan tradisi. Tempat ini benar-benar cocok untuk menikmati makanan lezat sambil merenungkan sejarah Islam Córdoba.

Di Restaurante Damasco, pemiliknya menyambut saya seperti keluarga. Saya masih ingat lezatnya hummus yang segar, falafel renyah, dan teh mint yang jadi penutup sempurna setelah seharian berkeliling. Tempatnya kecil, tapi penuh kehangatan dan keramahan.

Kalau kamu ingin sesuatu yang berbeda, La Conchinchina Sushi Bar menawarkan perpaduan kreatif antara masakan Jepang dan Asia Tenggara. Saya memilih curry gambon (udang), gyoza vegetarian, dan salmon poke bowl — semuanya segar, ringan, dan memuaskan. Stafnya ramah dan dengan senang hati menyesuaikan bahan sesuai kebutuhan diet.

Di Mercado Victoria, saya berkeliling dari satu kios ke kios lain sampai menemukan tapas seafood yang lezat dan jus semangka yang menyegarkan. Duduk di luar dengan lampu-lampu cantik di atas kepala, tempat ini pas banget buat bersantai bersama teman sambil menikmati suasana lokal.

Ketika waktu salat tiba, Mezquita de los Andaluces menyediakan ruang untuk beribadah dan merenung dengan tenang. Walaupun salat tidak diperbolehkan di dalam Mezquita-Catedral, banyak wisatawan Muslim merasa tempat ini tetap menyentuh hati dan cocok untuk berhenti sejenak memanjatkan doa dalam diam.

Menghubungkan Masa Lalu dan Masa Kini

Image credit: franky1st | Canva Pro

Córdoba bukan sekadar destinasi sejarah. Bagi wisatawan Muslim, kota ini adalah perjalanan emosional dan spiritual—sebuah kesempatan langka untuk terhubung kembali dengan warisan Al-Andalus. Kota ini menjadi pengingat bahwa peradaban Islam pernah berkembang pesat di sini, meninggalkan bukan hanya masjid dan menara, tetapi juga nilai-nilai ilmu pengetahuan, toleransi, dan keindahan.

Baik kamu sedang menelusuri akar sejarah, mendalami peradaban Islam, atau baru pertama kali menjelajahi Andalusia, Córdoba bukan hanya salah satu perhentian dalam itinerary-mu—tapi sebuah destinasi yang menyentuh hati.

(Psst, perjalanan saya di Spanyol belum berakhir di Córdoba, lho! Masih ada kota-kota menarik lainnya yang akan saya kunjungi: Zaragoza, Toledo, Nuevalos, Muel, Calatayud, hingga Madrid. Sampai jumpa di cerita selanjutnya. Ciao!)

Sampai jumpa di artikel berikutnya, karena perjalananku di Spanyol berlanjut ke Zaragoza, Toledo, Nuevalos, Muel, Calatayud, dan Madrid! Ciao!

Dipublikasikan pada


Tentang Penulis

Nisa

Love to share the small things that make life interesting. Come with me on a journey where curiosity takes the lead, and each story invites you to see the world in a new way.

Brand Managers!

Ingin melihat merek atau bisnis kamu di website kami?

Hubungi kami sekarang

Berlangganan Milis TripZilla

Dapatkan tips dan berita travel terbaru!

Rekomendasi Artikel

Artikel Terbaru