Jelajahi 8 'Second Cities' Terbaik di Asia untuk Liburan yang Lebih Autentik

Ibu kota negara-negara di Asia selalu berhasil menarik perhatian wisatawan yang baru pertama kali berkunjung. Mereka memukau, membuat kita bersemangat, namun terkadang juga terasa sangat menyesakkan karena keramaiannya. Bagi para traveler kawakan, atau kamu yang mencari koneksi lebih dalam dengan suatu negara, "second cities" atau kota kedua sering kali menawarkan pengalaman yang lebih berkesan. Kota-kota ini terasa lebih tenang, biaya hidupnya lebih terjangkau, dan sangat menghargai rasa ingin tahu kamu.

Baca juga: 8 Kuliner Viral di Kuala Lumpur yang Bikin Orang Indonesia Rela Antri

Yang paling penting, kota kedua mengungkapkan bagaimana masyarakat suatu negara benar-benar hidup sehari-hari. Alih-alih terburu-buru melewati hiruk-pikuk ibu kota yang biasa, pertimbangkanlah untuk mengunjungi kota-kota kedua di seluruh Asia ini. Masing-masing menawarkan budaya, kuliner, dan karakter yang unik tanpa harus berdesakan dengan kerumunan turis yang masif.

1. Chiang Mai, Thailand

Image credit: Canva Pro

Tinggalkan hiruk-pikuk Bangkok dan pergilah ke utara menuju Chiang Mai. Kota ini bergerak dengan lambat. Kuil-kuil menjadi jangkar kehidupan sehari-hari, sementara pegunungan menjadi latar cakrawala yang indah. Mulailah perjalananmu di dalam tembok kota tua, kunjungi Wat Phra Singh dan Wat Chedi Luang cukup dengan berjalan kaki.

Jangan lupa mampir ke pasar malam dan cicipi khao soi (mi kari khas) sambil mengobrol dengan para penjual. Banyak pelancong akhirnya tinggal lebih lama dari yang direncanakan di sini. Chiang Mai juga merupakan basis yang kuat untuk menjelajahi suaka gajah yang etis, mengunjungi desa suku perbukitan, atau sekadar cafe-hopping. Apa pun pilihanmu, ritme hidup di sini tetap lembut dan menenangkan.

2. Penang, Malaysia

Image credit: Canva Pro

Lupakan gedung-gedung pencakar langit di Kuala Lumpur dan pilihlah petualangan rasa di Penang. Kota ini menyuguhkan budaya lewat kulinernya. Menginaplah di George Town, sebuah Situs Warisan Dunia UNESCO. Kamu bisa berjalan melewati ruko kolonial, dermaga klan, dan seni jalanan (street art) yang ikonik.

Waktunya makan! Cobalah char kway teow, asam laksa, dan nasi kandar. Pusat jajanan kuliner (hawker centres) di sini juara; harganya murah, kualitasnya tinggi. Penang terasa sangat "hidup", memadukan sejarah dengan kehidupan sehari-hari tanpa pernah terasa terburu-buru.

3. Da Nang, Vietnam

Image credit: Canva Pro

Da Nang terletak tepat di antara pegunungan dan pantai. Keseimbangan itulah yang mendefinisikannya. Mulailah harimu di Pantai My Khe pagi-pagi sekali. Kamu akan melihat warga lokal melakukan tai chi dan nelayan menarik jaring. Kota ini bangun dengan cara yang sangat lembut.

Setelah itu, jelajahi Marble Mountains atau berkendara menuju Hoi An atau Hue yang jaraknya kurang dari dua jam. Da Nang terus berkembang dengan kafe-kafe baru dan resor yang meluas, namun suasananya tetap terasa mudah dikelola. Hal ini menjadikannya salah satu alternatif paling menarik di Vietnam selain Hanoi atau Ho Chi Minh City.

4. Luang Prabang, Laos

Image credit: Canva Pro

Terletak di antara sungai Mekong dan Nam Khan, Luang Prabang terasa sangat tenang dan tenteram. Arsitektur kolonial berpadu dengan kuil-kuil emas. Mulailah harimu lebih awal dengan mendaki Gunung Phousi untuk melihat matahari terbit di atas atap terakota dan kelokan sungai.

Lalu, berjalanlah ke Wat Xieng Thong, salah satu kuil paling bersejarah di Laos. Malam harinya, jelajahi pasar malam untuk berburu kerajinan tangan dan makanan jalanan. Luang Prabang memadukan alam, budaya, dan pesona kota yang lambat, menjadikannya pelarian yang damai dari kesibukan Vientiane.

5. Hsipaw, Myanmar

Image credit: Canva Pro

Tukarkan Yangon dengan Hsipaw di bagian utara Myanmar. Terletak di sepanjang Sungai Duit dan dikelilingi perbukitan, kota ini terasa tradisional. Kamu bisa berjalan-jalan di Pasar Hsipaw, mengunjungi desa kuno suku Shan untuk melihat rumah panggung tradisional, atau naik perahu menyusuri sungai. Hsipaw menyajikan pemandangan indah dan kehidupan pedesaan yang autentik, alternatif ideal untuk menghindari keramaian ibu kota.

6. Udaipur, Rajasthan

Image credit: Canva Pro

Kunjungi Udaipur untuk drama visual tanpa kekacauan. Kota ini menawarkan danau, istana, dan cahaya yang memukau. Mulailah di Danau Pichola untuk melihat perahu meluncur melewati bangunan marmer putih, lalu kunjungi City Palace.

Udaipur sudah lama menarik perhatian pembuat film; dari film James Bond Octopussy hingga film Bollywood populer seperti Yeh Jawaani Hai Deewani. Setelah itu, bersantailah di atap gedung sambil minum teh dan melihat matahari terbenam mengubah warna danau menjadi emas. Udaipur terasa sangat sinematik karena tampilannya yang indah di layar dan terasa jauh lebih baik saat kamu mengunjunginya secara langsung.

7. Osaka, Jepang

Image credit: Canva Pro

Ganti suasana Tokyo yang serba rapi dengan kepribadian Osaka yang meriah. Kota kedua Jepang ini terasa lebih berisik, lebih hangat, dan sangat memprioritaskan makanan. Mulailah di Dotonbori, ikuti lampu neon, dan lihat koki memanggang takoyaki. Makanlah sambil berdiri seperti warga lokal.

Setelah itu, kembali ke masa lalu di Kastil Osaka atau naik kereta menuju Kyoto, Nara, dan Kobe yang lokasinya sangat dekat. Osaka berhasil karena ia menyeimbangkan energi dengan kemudahan. Kota ini tidak pernah berusaha terlalu keras untuk tampil menarik, dan justru itulah daya tariknya.

8. Jeonju, Korea Selatan

Image credit: Canva Pro

Tukarkan ketergesaan Seoul dengan ritme Jeonju. Kota kecil di Provinsi Jeolla Utara ini berfokus pada tradisi, makanan, dan jalanan yang sunyi. Mulailah di Jeonju Hanok Village yang memiliki lebih dari 700 rumah tradisional hanok.

Lalu, makanlah dengan nikmat. Jeonju adalah tempat kelahiran bibimbap, dan di sini rasanya jauh lebih kaya dan seimbang. Cobalah menginap di hanok, bangun lebih pagi, dan dengarkan suara burung alih-alih suara klakson kendaraan. Jeonju benar-benar menghargai kesabaran kamu.

Baca juga: 10 Makanan Khas Musim Gugur di Jepang yang Wajib Dicoba & Tempat Terbaik Menikmatinya

Kota-kota kedua kini melangkah ke pusat perhatian dengan penuh percaya diri. Mereka bergerak dengan ritme manusiawi, mengungkapkan ritual sehari-hari yang nyata, bukan sekadar pemandangan kartu pos. Hasilnya, para pelancong dapat terhubung lebih dalam dan menjelajah dengan lebih bebas.

Jadi, untuk perjalananmu berikutnya, cobalah untuk tidak memilih pilihan yang sudah jelas. Biarkan "peran pengganti" ini memimpin perjalananmu. Ketika kota-kota kedua ini mengambil panggung utama, pengalaman yang kamu dapatkan sering kali layak mendapatkan standing ovation.

Dipublikasikan pada


Tentang Penulis

Nisa

Love to share the small things that make life interesting. Come with me on a journey where curiosity takes the lead, and each story invites you to see the world in a new way.

Brand Managers!

Ingin melihat merek atau bisnis kamu di website kami?

Hubungi kami sekarang

Berlangganan Milis TripZilla

Dapatkan tips dan berita travel terbaru!

Rekomendasi Artikel

Artikel Terbaru